August 21, 2013
10.10 pm @ bedroom
Bismillahiirohmaanirrohiim
Mendadak ModeL
Terinspirasi dari
judul film yang dibintangi Titi Kamal Mendadak Dangdut, maka saya buatlah judul
Mendadak Model.
Model disini bukan
para foto model yang muda-muda, cantik-cantik atau keren dan ganteng,
fashionable, dan enak dilihat dan dipandangi dari sisi manapun.
No! bukan model yang itu.
Atau model yang
ada di cover majalah mode dengan aneka busana yang fashionable juga bukan.
Atau model para
hijabers yang sekarang sedang nge-trend, juga bukan!
Atau model makanan
khas Palembang yang rasanya maknyuss kalau dimakan pas lagi laper…
Bukan! Bukan model
yang itu.
Model yang saya
maksud adalah para model dadakan yang sekarang sedang menghiasi di seluruh
penjuru kota tempat tinggalku menjelang Pemilukada akhir Agustus ini.
Yup! That’s right!
Kotaku yang sudah
ramai dengan baleho iklan-iklan rokok, operator seluler, dan berbagai gadget
baru, serta promo produk dari mall-mall baru, kini ditambah “ramai” dengan para
foto model dadakan dan musiman itu.
Hampir di setiap
titik sudut yang penting dan vital sampai yang tidak penting para model ini
menghiasi ruang kota kami. Untunglah
tidak sampai ke ruang hati kami…
Baleho, spanduk
bergambar foto model-model inilah yang beberapa bulan terakhir menghiasi kota
kami. Dengan ciri khas yang laki-laki ada yang memakai jas rapi jali , peci,
dasi, atau baju koko, atau pakaian yang serapih mungkin plus senyuman dan
tatapan yang penuh rasa percaya diri.
Mereka awalnya
berfoto sendiri. Ketika sudah mendekati
Pemilukada barulah mereka selalu berfoto berdua.
Ciri khas yang
wanita adalah memakai baju muslim dan berjilbab.
Dari mulai baleho
besar di pinggir jalan utama kota, foto-foto baleho kecil di pohon, spanduk, sampai dipintu mobil angkot dipasang stiker
para foto model dadakan ini. Padahal aku
pernah baca dari aktivis lingkungan yang menyarankan agar tidak memilih calon
pemimpin yang memasang fotonya di pohon.
Tapi kenyataannya gambar foto mereka lebih banyak dipaku di pohon. Selain di tembok dan tempat lain.
Bahkan banyak atau
ada salah satu calon yang membuat spanduk untuk menamai hampir semua warung
–warung kecil dipinggir jalan. Misalnya
Soto Ayam bang jampang plus dibelakangnya ada pesan sponsor deh dari calon
itu.
Foto model dadakan
ini juga yang mengganggu pemandangan keluarga kami saat mudik lebaran
lalu. Di sepanjang jalan kami selalu
dijejali gambar calon bupati daerah itu.
Yang saya ingat gambarnya hampir 99,99% calon yang itu saja. Ya,hanya ada satu.
Wanita berjilbab
masih muda. Duh… sumpah bikin
pemandangan perjalanan mudik kami yang seharusnya asri, indah, menyejukan mata
dan hati jadi ada tambahan pemandangan yang bikin mata nga enak
melihatnya.
Bahkan driver kami
sempat berucap. “ Ya ampun ampe bosen
saya liat gambar orang itu. “ dalam hati
saya pun setuju. Aseli dari awal
perjalanan sampai akhir, foto sang calon
terpampang dimana-mana. Yang paling banyak sih nangkring di puun tuh foto.
Ternyata foto
model yang menghiasi pemandangan mudik kami tidak hanya menemani kami selama di
perjalanan saja saudara-saudara!
Saat kami menginap
di rumah saudara kami,,, eng-ing-eng! Tanpa sengaja aku dan adikku melihat ke
dinding dan melihat ada sebuah benda yang berisi angka-angka dari 1-31.
And u know what? Yes,in that wall there is
a calendar which is her picture hang in over there!
That picture looks smiling to us and say “ hi ladies, nice to meet you again!
Welcome to my city!”
Gubrakkkk! Kalau
saja ini film kartun aku dan adikku sudah jungkir balik dengan posisi kaki
diatas.
Ternyata calon itu
tidak hanya menghiasi sepanjang perjalanan mudik kami tapi juga menghiasi
dinding-dinding rumah warga. Hadeuhhh!
*tepokjidat
Analisis Orang Awam
Sebagai orang
awam, aku merasa sudah terbiasa dijejali para foto model dadakan menjelang
Pemilukada atau Pemilu.
Yah this is Indonesia man!
Ternyata bukan hanya para anak muda saja
yang narsis difoto, tapi generasi yang sudah tidak muda juga nga mau kalah sama
anak muda.
Tapi kali ini ada
rasa yang menyeruak saat gambar-gambar foto model dadakan itu sudah terlalu
banyak menghiasi kota kami.
Apakah tidak
sebaiknya biaya untuk membuat dan mencetak foto-foto itu dialihkan untuk
hal-hal lain yang lebih bermanfaat untuk rakyat?
Kalau dihitung-hitung
berapa biaya yang dikeluarkan oleh satu calon untuk urusan foto-fotoan
ini. Dari mulai busana, fotonya dan
mencetaknya yang berulang itu dengan berbagai ukuran yang dibuat tentu saja
akan membuat biaya yang dikeluarkan dipastikan besuaaar.
Bukannya tidak
boleh memajang foto calon wakil pemimpin daerah. Boleh-boleh saja dan sah-sah
saja memajang foto mereka agar para rakyat mengenal wajah-wajah calon pemimpin
mereka. Tapi nga usah lebay –lah!
Dimana-mana ada foto mereka.
Harusnya ada peraturan
yang membatasi jumlah foto yang boleh disebar.
Dan hanya di beberapa titik saja.
Nga usah dimana-mana ada foto mereka kaya iklan aja. Bahkan terkesan seperti “sampah”. Ya, mereka telah menyampah di ruang-ruang
kota kami.
Saya pikir ini
sudah cenderung pemborosan/mubadzir.
Bukankah dalam AlQuran kita diingatkan untuk tidak berbuat
boros/mubadzir? Karena sesungguhnya orang yang berbuat boros/mubadzir itu
adalah kawannya syaithon. Nauzubillah!
Apalagi sebagian
besar calon itu menunjukkan jati diri mereka seorang muslim. Setidaknya dari foto mereka yang memakai
peci,baju koko dan jilbab. Seharusnya
mereka lebih mengetahui tentang ayat perilaku mubazdir/boros ini.
Apakah mereka
tidak ingat kalau nanti di yaumul hisab mereka akan ditanya tentang uang yang
mereka keluarkan digunakan untuk apa?
Ketika mereka
menjawab Ohhh uangnya untuk foto-foto
kampanye. Apakah ada manfaat yang
diambil rakyat dari menjamurnya foto mereka menjelang Pemilukada?
Jujur, saya
sendiri hampir muak melihat foto-foto mereka yang bertebaran dimana-mana. Dan ingin segera menunggu waktu berakhirnya pemandangan
foto model dadakan itu disepanjang jalan.
Entahlah… kalau
saya salah saya mohon maaf. Terutama
kepada para foto model dadakan itu. Ini
adalah curhatan saya, rintihan mata saya yang beberapa bulan terakhir dijejali
para foto model dadakan.
Wallahu’alambishowab!
11.09 pm
Follow me on twitter @labellejoanita
FB: Prima Joanita
FB: Joanita Shop
Jual boneka horta&potty -- kelom Tasik -- Mukena Anak -- Mukena Bali--