Kamis, 22 Agustus 2013

Mendadak ModeL



August 21, 2013 10.10 pm @ bedroom
Bismillahiirohmaanirrohiim

Mendadak ModeL

Terinspirasi dari judul film yang dibintangi Titi Kamal Mendadak Dangdut, maka saya buatlah judul Mendadak Model.

Model disini bukan para foto model yang muda-muda, cantik-cantik atau keren dan ganteng, fashionable, dan enak dilihat dan dipandangi dari sisi manapun.  
No! bukan model yang itu. 

Atau model yang ada di cover majalah mode dengan aneka busana yang fashionable juga bukan.

Atau model para hijabers yang sekarang sedang nge-trend, juga bukan!

Atau model makanan khas Palembang yang rasanya maknyuss kalau dimakan pas lagi laper…

Bukan! Bukan model yang itu.

Model yang saya maksud adalah para model dadakan yang sekarang sedang menghiasi di seluruh penjuru kota tempat tinggalku menjelang Pemilukada  akhir Agustus ini.
Yup! That’s right!

Kotaku yang sudah ramai dengan baleho iklan-iklan rokok, operator seluler, dan berbagai gadget baru, serta promo produk dari mall-mall baru, kini ditambah “ramai” dengan para foto model dadakan dan musiman itu.

Hampir di setiap titik sudut yang penting dan vital sampai yang tidak penting para model ini menghiasi ruang kota kami.  Untunglah tidak sampai ke ruang hati kami…

Baleho, spanduk bergambar foto model-model inilah yang beberapa bulan terakhir menghiasi kota kami. Dengan ciri khas yang laki-laki ada yang memakai jas rapi jali , peci, dasi, atau baju koko, atau pakaian yang serapih mungkin plus senyuman dan tatapan yang penuh rasa percaya diri.

Mereka awalnya berfoto sendiri.  Ketika sudah mendekati Pemilukada barulah mereka selalu berfoto berdua. 

Ciri khas yang wanita adalah memakai baju muslim dan berjilbab. 

Dari mulai baleho besar di pinggir jalan utama kota, foto-foto baleho kecil di pohon, spanduk,  sampai dipintu mobil angkot dipasang stiker para foto model dadakan ini.  Padahal aku pernah baca dari aktivis lingkungan yang menyarankan agar tidak memilih calon pemimpin yang memasang fotonya di pohon.  Tapi kenyataannya gambar foto mereka lebih banyak dipaku di pohon.  Selain di tembok dan tempat lain.

Bahkan banyak atau ada salah satu calon yang membuat spanduk untuk menamai hampir semua warung –warung kecil dipinggir jalan.  Misalnya Soto Ayam bang jampang plus dibelakangnya ada pesan sponsor deh dari calon itu. 

Foto model dadakan ini juga yang mengganggu pemandangan keluarga kami saat mudik lebaran lalu.  Di sepanjang jalan kami selalu dijejali gambar calon bupati daerah itu.  Yang saya ingat gambarnya hampir 99,99% calon yang itu saja.  Ya,hanya ada satu. 

Wanita berjilbab masih muda.  Duh… sumpah bikin pemandangan perjalanan mudik kami yang seharusnya asri, indah, menyejukan mata dan hati jadi ada tambahan pemandangan yang bikin mata nga enak melihatnya. 

Bahkan driver kami sempat berucap.  “ Ya ampun ampe bosen saya liat gambar orang itu. “  dalam hati saya pun setuju.  Aseli dari awal perjalanan sampai akhir,  foto sang calon terpampang dimana-mana. Yang paling banyak sih nangkring di puun tuh foto. 

Ternyata foto model yang menghiasi pemandangan mudik kami tidak hanya menemani kami selama di perjalanan saja saudara-saudara!

Saat kami menginap di rumah saudara kami,,, eng-ing-eng! Tanpa sengaja aku dan adikku melihat ke dinding dan melihat ada sebuah benda yang berisi angka-angka dari 1-31.

And u know what? Yes,in that wall there is a calendar which is her picture hang in over there!

That picture looks smiling to us and  say “ hi ladies, nice to meet you again! Welcome to my city!”

Gubrakkkk! Kalau saja ini film kartun aku dan adikku sudah jungkir balik dengan posisi kaki diatas.

Ternyata calon itu tidak hanya menghiasi sepanjang perjalanan mudik kami tapi juga menghiasi dinding-dinding rumah warga.  Hadeuhhh! *tepokjidat


Analisis Orang Awam

Sebagai orang awam, aku merasa sudah terbiasa dijejali para foto model dadakan menjelang Pemilukada atau Pemilu. 

Yah this is Indonesia man
Ternyata bukan hanya para anak muda saja yang narsis difoto, tapi generasi yang sudah tidak muda juga nga mau kalah sama anak muda.

Tapi kali ini ada rasa yang menyeruak saat gambar-gambar foto model dadakan itu sudah terlalu banyak menghiasi kota kami. 

Apakah tidak sebaiknya biaya untuk membuat dan mencetak foto-foto itu dialihkan untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat untuk rakyat?

Kalau dihitung-hitung berapa biaya yang dikeluarkan oleh satu calon untuk urusan foto-fotoan ini.  Dari mulai busana, fotonya dan mencetaknya yang berulang itu dengan berbagai ukuran yang dibuat tentu saja akan membuat biaya yang dikeluarkan  dipastikan besuaaar.

Bukannya tidak boleh memajang foto calon wakil pemimpin daerah. Boleh-boleh saja dan sah-sah saja memajang foto mereka agar para rakyat mengenal wajah-wajah calon pemimpin mereka.  Tapi nga usah lebay –lah! Dimana-mana ada foto mereka. 

Harusnya ada peraturan yang membatasi jumlah foto yang boleh disebar.  Dan hanya di beberapa titik saja.  Nga usah dimana-mana ada foto mereka kaya iklan aja.  Bahkan terkesan seperti “sampah”.  Ya, mereka telah menyampah di ruang-ruang kota kami.

Saya pikir ini sudah cenderung pemborosan/mubadzir.  Bukankah dalam AlQuran kita diingatkan untuk tidak berbuat boros/mubadzir? Karena sesungguhnya orang yang berbuat boros/mubadzir itu adalah kawannya syaithon.  Nauzubillah!

Apalagi sebagian besar calon itu menunjukkan jati diri mereka seorang muslim.  Setidaknya dari foto mereka yang memakai peci,baju koko dan jilbab.  Seharusnya mereka lebih mengetahui tentang ayat perilaku mubazdir/boros ini.

Apakah mereka tidak ingat kalau nanti di yaumul hisab mereka akan ditanya tentang uang yang mereka keluarkan digunakan untuk apa?

Ketika mereka menjawab Ohhh uangnya untuk  foto-foto kampanye.  Apakah ada manfaat yang diambil rakyat dari menjamurnya foto mereka menjelang Pemilukada?

Jujur, saya sendiri hampir muak melihat foto-foto mereka yang bertebaran dimana-mana.  Dan ingin segera menunggu waktu berakhirnya pemandangan foto model dadakan itu disepanjang jalan.

Entahlah… kalau saya salah saya mohon maaf.  Terutama kepada para foto model dadakan itu.  Ini adalah curhatan saya, rintihan mata saya yang beberapa bulan terakhir dijejali para foto model dadakan. 


Wallahu’alambishowab!
11.09 pm


Follow me on twitter @labellejoanita
FB: Prima Joanita 
FB: Joanita Shop
Jual boneka horta&potty -- kelom Tasik -- Mukena Anak -- Mukena Bali--