Bismillahirrohmaanirrohiim
Judul di atas adalah salah satu kalimat yang diucapkan anak-anak di sebuah SD Islam saat melihat temannya minum sambil berdiri.
Judul di atas adalah salah satu kalimat yang diucapkan anak-anak di sebuah SD Islam saat melihat temannya minum sambil berdiri.
Bagaimana kebiasaan saat kita makan dan minum
sehari-hari?
Masihkah kita minum dan makan sambil berdiri? Bahkan berjalan?
Ataukah kita sudah terbiasa makan dan minum sambil duduk?
Lihatlah perilaku kita dan anggota keluarga kita. Apakah kita sudah makan dan minum dengan cara
yang benar?
Yaitu makan dan minum dengan
tangan kanan, sambil duduk. Tidak berdiri,
berbicara apalagi berjalan.
Kali ini saya akan share tentang “pembiasaan”.
Pembiasaan yang kita lakukan secara bertahap. Dari yang awalnya belum melakukan sampai
menjadi kebiasaan dalam kehidupan kita sekari-hari.
Hal ini bisa kita peroleh dari rumah atau lingkungan
tempat kita bekerja/perusahaan.
Culture
sebuah
perusahaan mencerminkan cara kerja dan cara berpikir serta bertindak seluruh
karyawannya.
Pembiasaan atau kebiasaan disini mungkin kalau di
perusahaan-perusahaan besar sama dengan culture/budaya sebuah company.
Pembiasaan disini bukan berbentuk budaya atau kegiatan
yang besar, namun lebih ke kebiasaan yang kecil yang justru dianggap
remeh-temeh oleh sebagian orang. Namun, bagi saya hal ini justru amat sangat membekas
dan bermanfaat dalam kehidupan saya seterusnya meskipun saya sudah tidak
bekerja disana lagi.
Seperti dulu, saya pernah bekerja di GE Finance, ada
hal yang masih saya ingat dan bahkan saya pakai hingga sekarang.
Salah satu contohnya adalah, sebelum pulang kerja
setelah mematikan computer masing-masing , kami para karyawan harus merapikan
meja kerja kami/cubical dengan cara memasukkan kursi ke dalam meja. Sehingga setelah pulang tidak ada kursi yang
berada diluar barisan cubical atau jauh dari mejanya.
Selanjutnya, saya diajarkan untuk mencabut stop kontak
setiap hari Jumat sore, karena Sabtu dan Minggu libur. Itu salah satu bentuk hemat energy.
Hal ini saya lakukan saat saya bekerja di perusahaan
lain. Meski ternyata di perusahaan yang
baru tingkah saya malah dianggap aneh.
Contohnya merapikan kursi ke dalam meja sebelum pulang. Sangat tidak berlaku, sebab disini kursi bisa
berjalan kemana-mana tidak sesuai tempatnya.
Apalagi mencabut
stop kontak setiap Jumat sore juga tidak berlaku karena setelah saya pulang
kadang computer pun masih ada yang mau pakai.
Ya, tiap perusahaan berbeda-beda budayanya.
Namun, saya sangat mendapat pelajaran berharga dari
cara merapikan kursi ke dalam meja dan mencabut stop kontak diakhir minggu
itu. Bayangkan! Sebuah perusahaan besar mengajarkan satu
budaya yang kecil namun penting untuk ditiru.
***
Lain lagi dengan budaya atau pembiasaan yang masih saya
ingat dan In Shaa Allah saya amalkan
sampai sekarang.
Yaitu kebiasaan atau pembiasaan makan dan minum dengan
tangan kanan dan sambil duduk, tidak berdiri, apalagi berjalan. Budaya ini saya peroleh saat saya mengajar di
SD Islam.
Awalnya pembiasaan ini berlaku untuk para siswa. Jadi kalau ada salah satu siswa terlihat
sedang makan atau minum sambil berdiri maka akan mendapat MP ( Metode
Pembelajaran ) bukan hukuman.
Dan, hal ini sudah menjadi kebiasaan semua warga
sekolah dari siswa sampai para guru.
Jadi kalau ada yang minum sambil berdiri akan ada anak-anak yang
nyeletuk
“ ehhh kamu minum sambil berdiri MP lho!”
Sebelum saya mengajar di SD Islam ini pun saya sudah
tahu akan akhlak makan dan minum harus sambil duduk. Namun pada prakteknya sering saya lalai dan
abai karena “tak terbiasa” dan tidak berada dalam lingkungan yang membiasakan
hal itu.
Dulu, saya sering makan jajanan seperti roti, siomay
dalam plastik atau minuman dalam botol/kotak sambil berdiri/berjalan sambil nunggu bis
di pinggir jalan. Padahal sudah pakai
jilbab. Astagfirullahaladziim…
Makanya sekarang kalau saya melihat teman-teman akhwat
yang shalihat sedang makan jajanan atau minum sambil berjalan rasanya duh, gimana gitu ya.
Saya hanya bisa
mendoakan semoga Allah SWT memberikan Nur/Cahaya berupa ilmu ke dalam hati
mereka agar mereka mengetahui cara makan/minum yang baik sesuai ajaran
Rasulullah dan dapat menerapkan dalam hidup sehari-hari.
Sejak saya terbiasa dengan pola pembiasaan di sekolah
itu, maka otomatis akan membawa pengaruh bagi saya sampai keluar sekolah. Pengaruh yang saya rasakan ini juga akan
mempengaruhi orang-orang disekitar saya diluar sekolah.
Contohnya di rumah, dulu, saya masih sering melihat ayah dan ibu saya
makan/minum sambil berdiri. Lalu
otomatis saya ingatkan dan beritahu kalau makan/minum yang sesuai ajaran Rasul
itu sambil duduk.
Alhamdulillah sekarang
kami sudah mulai menerapkan makan/minum sambil duduk dan saling mengingatkan
bila kami lupa makan/minum sambil berdiri.
Setelah saya lakukan pembiasaan itu di sekolah dan di
rumah, saya lalu mendapat ilmu dari internet tentang bahaya minum sambil
berdiri dan manfaat yang besar dari minum sambil duduk dari segi kesehatan.
Wah! Subhanaulloh ya! semua yang baik pasti
ada manfaatnya. Dan yang tidak baik
pasti ada mudhorotnya.
Selain kebiasaan makan/minum sambil duduk ada hal lain
yang juga saya dapatkan dari sekolah itu.
Yaitu, cara meletakan sepatu/sandal saat kita mau masuk mushola, masuk ruang kelas atau ruang guru.
Di sekolah itu, alas kaki
(sepatu/sandal) dibuka. Jadi kita
menyimpannya di rak sepatu di depan kelas.
Kalau kita hanya sebentar di kelas itu, atau saat
sholat di mushola, maka sepatu yang kita taruh harus menghadap ke depan
arahnya.
Jadi, saat kita mau pakai,
sepatunya sudah menghadap ke depan dan langsung kita pakai tanpa harus memutar
lagi sepatunya.
Jadi , saat kita melepas sepatu kita, badan kita
memutar balik dulu, dan menghadapkan sepatu kita ke depan. Kemudian sepatunya harus rapih sesuai dengan
barisannya.
Semuanya diajarkan kepada
siswa. Jika ada siswa yang main masuk
saja ke mushola dan sepatunya berantakan tentu akan mendapat MP.
Jadi sepatu terlihat rapih di depan mushola dan tidak
ada lagi cerita mencari-cari
pasangan
sepatu/sandal kita yang sebelah kanan/kiri karena kita acak-acakan dan
sembarangan menaruh sepatu.
Sebenarnya kalau hal ini diterapkan di setiap Masjid/mushola, pengajian atau di rumah kita
akan bagus sekali. Tapi sekali lagi ini
harus diawali dengan pembiasaan secara kolektif atau bersama-sama seluruh
anggota keluarga dan masyarakat.
Hal ini juga saya rasakan dan lihat di pengajian Aa
Gym. Baik di Daarut Tauhid maupun di setiap
pengajiaan yang diadakan oleh Tim DT.
Saya sudah mengetahui hal ini sejak saya dulu diajak berkunjung ke
Daarut Tauhid Bandung.
Disana sepatu dan sandal terlihat berjejer rapih. Bahkan ada petugas yang merapikan semua
sepatu/sandal jamaah yang hadir di Masjid sehingga tersusun dengan rapih.
Subhanaulloh ya!
ternyata pelajaran berharga itu kita dapatkan dari membiasakan diri
melakukan hal-hal yang kita anggap kecil.
Kalau kita terapkan dan menjadi pembiasaan, maka akan menjadi sesuatu
yang indah atau baik. Islam itu kan
indah. Tidak berantakan atau
acak-acakan.
Pembiasaan yang baik akan menimbulkan akhlak yang baik
pula.
***
Menurut Al-Ghazali, akhlak adalah suatu sikap/tingkah
laku yang menjadi kebiasaan ( bersifat spontan
).
Menurut bahasa, akhlah adalah laku, etika.
Menurut istilah, akhlak adalah pengetahuan tentang baik
dan buruk yang
mengatur tingkat laku manusia, bersumber pada Allah dan
Rasul-Nya, bersifat tetap, ukurannya sama dan berlaku universal.
***
Alangkah indahnya jika kita dapat menerapkan
kebiasaan-kebiasaan baik tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari pada diri
dan keluarga kita. Karena kebiasaan baik
akan menimbulkan pembiasaan diri yang baik dan melahirkan akhlak yang baik
pula.
Tentunya kita akan senang jika kita sholat atau
pengajian di masjid yang tempat sandal dan sepatunya sudah berjejer rapih,
sehingga tak ada lagi yang kehilangan sandal di masjid karena menaruh sandal
sembarangan dan berserakan dimana-mana.
Atau alangkah bahagianya kita jika seluruh anggota
keluarga kita bisa menerapkan cara makan dan minum yang baik sesuaia ajaran
Rasul yaitu makan sambil duduk. Tidak
berdiri apalagi berjalan.
Semoga bermanfaat!
Wallahu’alam dishowab.
Follow me @labellejoanita
Ahad, October 20, 2013
5.23 pm
edit: Senin, 21 Oktober 2013
10.40 am
@home