Rabu, 08 Januari 2014

A Pray For Lajangers



Jodoh, pasangan hidup, soulmate adalah hal yang tak akan pernah habis untuk dibicarakan.


Entah kenapa diawal tahun 2014 ini, saya tiba-tiba terpikir untuk menulis tentang jodoh.  Padahal selama ini saya tidak pernah terbesit sedikitpun untuk menulis  hal-hal yang berkaitan dengan jodoh, cinta, dan pasangan hidup.   

Namun, beberapa waktu lalu saya baru saja mengikuti seminar yang bertema Membangun Surga Dalam Rumah Tangga.  Ada pembahasan tentang jodoh dari salah satu pembicara di seminar itu. 

Saya juga sempat membaca tulisan tentang jodoh.  Dari mulai tulisan nadiraarini tentang pangerannya dan dari postingan I Am Getting Married di sekolahpernikahan.com

Saya menulis ini juga terinspirasi dari beberapa teman-teman pengajian di sebuah masjid  yang berstatus sama dengan saya.  Atau dengan teman-teman seangkatan saya yang juga belum menikah.  Atau semua orang yang saat ini berstatus lajang dan sedang menunggu calon pendamping hidup.

Dulu, bagi saya ini adalah  hal yang sangat privacy dan nga penting juga untuk ditulis apalagi dishare ke public.

Entahlah just wanna share and give encourage to all ( who have  the same status with me who called single/lajang/jomblo )

#It’s About Me

Menjadi perempuan lajang dengan usia diatas tiga puluh tahun sepertinya agak gampang-gampang susah.   

Maksudnya gampang yaahhh kalau dijalani dan dianggap gampang maka semuanya akan terasa santai saja. 
Susah itu datang saat harus menjawab pertanyaan :

“ Kapan Kawin?”

Hmmm… teman-teman yang single pasti juga sering ditodong pertanyaan itu kan? Apalagi kalau pas Lebaran, kumpul keluarga/reunian dengan teman dan di acara kawinan temen. 

“ Kapan mau nyusul niiiiih? “

“ kapan ngundang?”


Dulu, saya pasti akan merasa  :( jika ada yang melontarkan pertanyaan bodoh itu.  Kenapa saya sebut pertanyaan bodoh? Karena pertanyaan “ Kapan Kawin? ” itu bagi saya sama saja pertanyaan  


“ Kapan Mati ? “

Lhooo koq ‘sensi’ banget sihhh… Cuma ditanya kapan kawin aja masa dianggap sama dengan kapan mati?

Bukankah jodoh, rezeki, dan kematian itu adalah Rahasia Allah Sang Pencipta? Hanya Dia Yang Maha Tahu tentang rahasia yang penuh misteri itu. Lalu, kenapa pula harus kalian tanyakan hal itu padaku?

Tak salahkah jika aku katakan pertanyaan tersebut adalah pertanyaan bodoh yang tidak berguna.


Tapi, itu dulu…

Saat aku masih belum mendapat cahaya Allah.  Masih jahiliyah. 

Sekarang, Alhamdulillah seiring berjalannya waktu tidak ada lagi pertanyaan bodoh itu.  Aseli! Dan jika ada yang bertanya pun saya menganggap itu sebagai bentuk perhatian dan doa dari mereka pada saya.   

Alhamdulillah sekitar 5-7 tahun ini memang tidak ada lagi yang bertanya

“ Kapan kawin? “ pada saya. 


Namun, justru pertanyaan berjenjang yang kini sering menghiasi di telinga ini adalah sbb:

“ Anaknya sudah berapa mba? “

“ Saya belum nikah “

“ Oooh… “


Atau pertanyaan penekanan dengan penuh rasa tak percaya.

“ Mba belum nikah? “

“ Iya “ ( datar )

“ Beneran mba belum nikah kan? “

“ Iya “   mulai pasang wajah :( 

“ Memangnya umur mba berapa? Kelahiran tahun berapa? Kayanya kita seangkatan deh kuliahnya…”
:( :(



Satu-satunya pertanyaan halus yang saya sukai adalah 

 “ Mba sudah berkeluarga? “ :)


Bukan pernyataan sarkasme  yang pernah diucapkan oleh seseorang yang berprofesi sebagai pendidik/guru di sekolah.

  Ibu kan udah S1 kenapa engga nikah aja? Trus mau ngapain lagi? Sekolah udah lulus…”  :(


***

Dulu, saya paling :( kalau ada orang-orang yang manggil saya “ IBU “ 

Dari mulai supir angkot atau kenek bis : “ Ayo bu naik-naik! “
Sampai orang yang baru kenal di bis: “ Mau kemana bu? “

Manggil gw Ibu lagi! Gw belum ibu-ibu tauuukkk! :(

( Sekali lagi itu duluuu,,, )

And Now?

Sekarang, saat ada yang memanggil saya Ibu.  Saya akan bersyukur dalam hati karena telah didoakan orang tersebut untuk segera  menjadi seorang Ibu.  Berarti kan saya akan menjadi seorang istri dan berarti saya akan segera menikah. :D


Saya pun sudah biasa dipanggil Ibu karena pekerjaan saya mengajar di sekolah.  Dan, anak-anak serta teman-teman memanggil Ibu pada saya. 

Kalau ada orang yang baru kenal memanggil saya dengan sebutan Ibu, saya akan introspeksi dalam diri dan berkata “ face couldn’t tell a lie “ :D

Rata-rata teman-teman seangkatan saya memang sudah menikah, sudah berkeluarga, dan sudah ada yang memiliki anak lebih dari satu.  

Menurut saya hal itu adalah  ukuran kenormalan dari mata/sisi manusia.  Maksudnya menurut ukuran nilai manusia, diusia above thirty seharusnya sudah menikah dan berkeluarga.  Tapi sekali lagi itu ukuran nilai manusia.  

Ukuran nilai yang kita pakai bukan hanya ukuran nilai manusia belaka, tapi ukuran nilai kebenaran yang datangnya dari Allah.  Itulah ukuran nilai yang paling Haq. 

Tak sedikit juga saya jumpai teman-teman yang seusia dengan saya bahkan jauh diatas usia saya juga belum menikah.  ( saya temui mereka dalam pengajian di sebuah masjid di Jakarta )

Lalu apakah salah dalam pandangan nilai manusia kami yang sudah berusia diatas tiga puluh dan belum menikah? 

“Masalah buat Lo?” Hehehe :D


Istilah “ telat nikah” atau “ perawan tua” pernah disentil oleh Mamah Dedeh dalam ceramahnya.  Mamah Dedeh memberikan nasehat kepada para Ibu bahwa jangan pernah berkata telat nikah pada anak perempuannya.  Jodoh itu sudah diatur oleh Allah.  Nga ada tuh yang namanya telat nikah.  Kita nga pernah tahu kapan jodoh itu datang.  Ada yang sudah nikah diusia muda ada yang belum.  Tiap orang beda-beda bu! Ini ibu-ibu suka salah kaprah.  Ngomong gitu ke anaknya.  Kata Mamah Dedeh dengan suara tegasnya.  Makasih Mamah Dedeh, andai semua Ibu mendengarkan dan menuruti nasehat Mamah Dedeh.


***


Lalu, bagiamana caranya agar kita bisa mendapatkan jodoh?


#Jodohmu adalah pasangan terbaik hidupmu


Ini adalah judul seminar muslimah yang saya ikuti Sabtu 28 Desember 2013 lalu di Balai Kartini.  Pembicaranya adalah ustazah Halimah Alaydrus. 


Beliau mengatakan kalau ingin menikah maka hal utama yang harus kita lakukan adalah BERDOA.
Ya, berdoalah kepada Sang pemilik Hati yaitu Allah SWT. 


“ Udunii astajiblakum”
“ Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Aku perkenankan bagimu”. ( Q.S 40 Al Mu’min:60 )

Berdoanya boleh detail kata ustazah. Boleh minta jodoh yang baik, yang bisa menjadi imam, yang kaya dll.  Boleh-boleh saja.   

Ustazah pun melontarkan satu lelucon.
“ Saya minta jodoh yang berwibawa ”  artinya  Wibawa mobil…. Wibawa uang banyak… hehehe…


Ustazah bilang, hal lain yang dapat kita lakukan adalah dengan memantaskan diri/memperbaiki diri kita.  Artinya kalau kita ingin mendapatkan jodoh yang soleh/baik, maka jadikanlah diri kita salehah/baik.  

“Ya, salehahkanlah dirimu maka kamu akan mendapat jodoh yang soleh.”
“ Kalau mau dapat jodoh yang soleh, bukan main-main di masjid ya!” 


Jadi rubah lagi tuh niat teman-teman yang suka datang ke pengajian/kajian di masjid buat dapet jodoh yang soleh.  Karena bukan begitu caranya.  Jadilah pribadi yang baik, yang solehah/soleh maka jodohmu akan sesuai dengan dirimu sekarang.  Begitu kata ustazah. 


Kita memantaskan diri untuk dipilih oleh pribadi atau pasangan jiwa yang baik pula begitu kata Mario Teguh.
Jadi mulai sekarang yuks kita rubah mindset kita tentang jodoh.  Kita ini bukan sedang mencari jodoh, tapi memantaskan diri untuk dipilih oleh pasangan jiwa yang baik yang akan dipilihkan oleh Allah untuk kita. 


Percayalah dengan ayat Qur’an … “ laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik dan sebaliknya”.  Ayat ini berlaku haq kata ustazah.  

Kalaupun ada contoh dimana ada orang baik tapi pasangannya tidak baik itu adalah suatu contoh pembelajaran di dalam kehidupan manusia untuk lebih menyukuri nikmat Allah.  Atau mungkin jangan-jangan karena kitanya sendiri belum baik juga… kata ustazah.

Zaman dahulu ada kisah Nabi Nuh yang istrinya tidak baik atau kisah Firaun yang jahat dan Asiyah istri yang salehah.  Kisah tersebut akan menjadi contoh bagi manusia sekarang.   Karena dalam realita rumah tangga sekarang banyak kasus-kasus dimana pasangannya merasa baik tapi suami/istrinya tidak baik dll kata ibu Sitaresmi S Soekanto seorang psikolog.( Balai Kartini 281213 )

Ustadz Yusuf Mansur di Istiqlal ( 22/12/13 ) lalu malah lebih ekstrim lagi. 


" Yang belum nikah dan pengen segera nikah.  Ayo nanti pulang dari sini cari gedung.  Bilang sama yang punya gedung saya mau sewa gedung.  Ini serius.  Coba deh!  Atau buat undangan pernikahan yang bagus, tulis aja nama kita, tanggal berapa kita mau nikah di tahun 2014, tapi nama calonnya kosongin aja dulu! Trus kasih tau sama orang-orang kalau kita mau nikah tanggal segitu".  


Grrrrrrrr! Saran ustadz YM disambut tawa jamaah.  


Masalah nanti nga jadi nikah.  Itu kan sudah takdir Allah.  Iya nga?  Siapa yang nga percaya ama Allah? Masa iya sih Allah tega ngebiarin kita.

Iya ini beneran.  Coba deh! Jangan jadi the looser.  Bilang emang muka saya jelek lah, gini lah, ahhh payah! Nga usah kaya gitu! Berani bermimpi donk untuk masa depan kita! 

( honestly kalau saran ‘gila’ ustadz YM ini saya nga berani lah! )


Atau nasehat bijak Aa Gym.  

“ Buat apa mikirin jodoh, mikirin usia udah tua tapi jodoh tak kunjung tiba.  Buat apa da jodoh mah sudah diatur sama Allah”.  

Lebih baik kita berbuat yang Allah sukai.  Jodoh akan datang kalau sudah waktunya.  Jodoh itu sesuai diri kita yah! Kalau hafiz Quran ya jodohnya sama hafizoh juga.  Nah, kalau kaya kita ini bagaimana ibu-ibu? Yah inilah yang kita dapat sekarang”.  Kata Aa Gym.


“ Bukan ada suami atau tidak ada suami yang membuat kita mulia/hina dinilai disisi Allah.  Tapi ketaatan kita kepada Allah.  Kalau sudah punya suami tapi tidak tambah dekat dan taat kepada Allah buat apa”.  

Tapi kalau belum ada suami/pasangan justru membuat kita semakin bisa dekat dengan Allah, maka itu yang lebih baik bagi kita.   


Boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu dan boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal itu baik bagimu….

***
 
Yaaa… itulah beberapa nasehat bijak dari beberapa guru yang langsung dan sering saya dengar berkaitan tentang jodoh.  Hal itu tentu saja membuat kita semangat dan tidak berputus asa dari rahmat Allah. 

Saya suka teringat dengan kalimat yang diucapkan dalam serial drama Korea.

“ Bertemu berarti ada jodoh tetapi belum tentu berjodoh”.    
Ini adalah perkataan Yu Mei pada Jun Shuu dalam drama Korea Endless Love.   
Kalau kata Afgan Jodoh Pasti Bertemu.  


Ya, jodoh kita hanya Allah yang Maha Tahu.  Kita hanya bisa berdoa dan terus memperbaiki diri agar mendapat jodoh yang sesuai dengan keinginan Allah.  Ingat keinginan Allah.  Yang tentu saja hasil dari doa-doa dan permohonan kita kepada Allah serta proses perbaikan dan memantaskan diri bagi jodoh yang lebih baik pula.  


Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk memantaskan diri.  Jangan banyak mengumbar kalimat galau di twitter atau facebook tentang kesendirian kita dalam menanti jodoh.  


Tapi carilah kegiatan atau aktivitas yang bermanfaat bagi perkembangan diri kita.  Teruslah bekerja, berkarya, menggali ilmu dalam segala hal.  Salah satunya aktif dalam kegiatan keagamaan atau social activity.


Kalau saya sedang ikut kajian di Masjid Taklim ( tapi ingat kata ustazah niatnya bukan untuk mencari jodoh tapi harus Lillahi Ta’ala ), seminar, dan membaca bacaan-bacaan yang menginspirasi.  ( I recomended you to join sekolahpernikahan.com ) atau follow orang-orang hebat di twitter. Baca TL nya, ambil ilmunya dan belajar dari mereka.  


Terus menebar semangat bagi sesama.  Dan, salah satu cara menebar semangat  yang baru saya lakukan adalah mulai mendoakan orang lain.  Dalam setiap doa-doa yang saya panjatkan, saya doakan juga sesama teman yang masih single dan ingin menikah.  Jadi sekarang kita tidak hanya berdoa tentang jodoh kita saja.  Tapi doakan juga semua teman, saudara yang kita kenal yang masih single itu maka hati kita akan menjadi lebih damai.


#You Are Not Alone!

Yah, kamu tidak sendiri. Lihatlah keluar masih banyak orang-orang yang tidak beruntung dibanding kita.  Bersyukurlah dengan situasi kita saat ini.  Karena ini adalah takdir terbaik yang Allah berikan untuk kita saat ini.

Perbaikilah hubungan kita dengan Allah dan orangtua maka Allah akan memperbaiki hidup kita.  Begitu pula dengan jodoh kita nantinya.  

We hope so. 


So, being single or not is not a matter of life.  Menjadi single atau tidak bukan masalah dalam kehidupan.  Tapi masalah saat kita masih menjadi beban bagi orang lain, masalah saat kita belum bermanfaat bagi sesama. 

Dan yang paling masalah adalah saat Allah tidak meridhoi diri dan kehidupan kita.  Nauzubillah!


Mari kita perbaiki diri kita, kita pantaskan diri kita, kita berprestasi untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama dan yang utama untuk menjadi hamba yang disukai Allah.   


Itulah tugas kita.  With or without couple (husband/wife).  And always pray to Allah about our jodoh dan doakan semua  teman yang masih sendiri. Pantaskan diri kita untuk mendapat jodoh terbaik yang akan dipilihkan Allah untuk kita.


Berikut saya lampirkan beberapa doa yang suka saya panjatkan/mohonkan tentang jodoh.  Bagi yang punya doa-doa lain mohon dishare ya!



1.     Robbi Laa tazarnii fardawwa anta khoirul waarisiin*

“ Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri  ( tanpa keturunan ) dan Engkaulah ahli waris yang terbaik “. 
( Q.S. 21 Al-Anbiya:89 )

*Doa ini juga untuk pasangan yang ingin dikaruniai anak keturunan.  Seperti yang telah dicontohkan oleh Nabi Zakaria.

2.     Rabbana hablana min azwaajina wazurriyatina qurrota a’yuniw wajalna lil muttaqiina imama

“ Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami ), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa”.   ( Q.S 25 Al-Furqon:74 )

*Doa ini juga bisa dipanjatkan bagi yang sudah berkeluarga untuk pasangannya dan anak keturunannya. 


3.     Robbi habli min ladunka zaujan toyyiban wa yakuuna shohiban lii fiddini waddunya wal akhiroh

“ Ya Rabb, berikanlah kepadaku suami yang terbaik dari sisi-Mu, suami yang juga menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akherat”. 

Lalu lanjutkan dengan Hasbunaulloh wa ni’mak wakiil ni’malmaula wa ni’mannasiir. 


4.     Allahumma innii uriidu an atazawwaja
Allohumma faqoddirlii minar rijaali ahsanuhum khalqon wa khulqon wa ausa’ahum rizqon,wa a’zhamahum barakatan, war zuqnii waladan thoyyiban taj’aluhu fakhran fii hayatii waa fauzan ba’da mautti

“ Ya Allah aku ingin menikah.  Ya Allah, tetapkanlah untukku pria yang paling tampan akhlaknya, yang paling luas rezekinya, yang paling banyak berkahnya.  Dan karuniakanlah aku anak yang baik yang Engkau jadikan ia sebagai kebanggaanku di masa hidupku dan keberhasilan setelah kematianku. “

Aamiin.
Poin no 3 dan 4 saya dapat dari fb. Tapi saya lupa fb siapa.  Jazakumullah atas ilmu pengetahuan doa yang telah diberikan di fb-nya siapa pun dia.  Semoga Allah membalasnya.  Aamiin.


Wallahu’alam bishowab


Follow me @prima_joanita
Tangerang, 2 January 2014
11.41 am