Selasa, 29 April 2014

Sedekah Membawamu ke Surga ( Testimoni Perubahan Sikap )



Ustadzah Halimah, aku tak menyangka jika tausiyahmu kemarin di Masjid Baitul Ihsan telah merubah hati dan sikapku.  

Kemarin kau berkisah tentang Sedekah Membawamu ke Surga.  Selama ini aku sudah tahu dan paham akan manfaat sedekah.  Sedekah akan diganti berlipat ganda oleh Allah, dapat menolak bala, dapat menyembuhkan penyakit, dll.  Tapi, entah kenapa hatiku bisa berubah 1800 setelah mendengar tausiyahmu itu. 

Kau berkata :

“ Berikanlah sedekahmu kepada orang yang meminta-minta meskipun yang meminta itu sedang naik mercy!”


Sedekah itu diberikan kepada orang yang membutuhkan. 

Tahukah kau,  ucapanmu kemarin telah menendang kerasnya hati ini.  Telah menumbangkan keangkuhanku selama ini.  Dan telah menampar jiwaku yang telah beku. 

Selama beberapa tahun ini, aku sudah berkomitmen untuk tidak memberikan uang kepada para pengamen di bis, pengemis, anak-anak jalanan di lampu merah, peminta sumbangan dan sejenisnya.   

Sedekah yang aku berikan hanya kepada orang yang aku tahu pasti membutuhkan saja.  Aku benar-benar melupakan mereka.  Orang-orang yang setiap hari hadir dihadapanku.  


Tak pernah aku beri uang recehku pada pengamen di bis, di lampu merah, pengemis dll.  Hal itu karena aku sudah berkomitmen tak mau memberi mereka karena aku tak mau membuat mereka menjadi pemalas.  


Namun ternyata dibalik sikap bekuku itu, hatiku pun ikut beku bahkan kotor.  Ya, sejak aku tak pernah memberi uang pada mereka, sejak itu pula hatiku selalu mencemooh perilaku mereka.  Dzohir yang tak memberi, bathin yang berkomentar dan mencela. 


Menganggap mereka pemalas lah, sampah masyarakat lah,pembohong lah, dan hal-hal negative lainnya.  Ya Allah astagfirullahaladziim… betapa dzolimnya aku… sudah tak memberi,mengumpat pula dalam hati.


Namun hari ini barulah hatiku terbuka dan jiwaku sadar.  Jika sedekah itu akan membuat hati tenang.  Plong rasanya hati ini saat bisa memberi uang receh kepada beberapa pengamen yang datang silih berganti di bis. 

Ya, hari ini niatku untuk mau memberi uang pada pengamen langsung diuji Allah.  Subhanaulloh! hari ini di bis yang aku naiki tak henti-hentinya para pengamen, peminta sumbangan datang silih berganti.  Dan, Alhamdulillah… rasanya hati ini plong dan tenang. 


Tak ada lagi umpatan dalam hati pada mereka.  Tak ada lagi rasa suudzon pada perilaku mereka.  Yang ada hati ini tersentuh.  Bahkan saat mereka hanya berbicara saja tanpa bernyanyi atau membacakan puisi.  


Ya Allah,,, ternyata sedekah itu menentramkan hati.  Membersihkan jiwa yang kotor.  Meluaskan hati yang sempit.  Membuka pikiran negative menjadi positif thinking.  


Entahlah… sudah berapa banyak teori tentang sedekah yang aku dapat.  Tapi, hari ini sungguh,,, aku telah merasakan dahsyatnya perubahan sikap pada diriku.

Aku yang selama beberapa tahun berkomitmen tidak mau memberi uang pada pengamen, pengemis dll,,, tiba-tiba akhirnya dibukakan pintu hatinya oleh-Mu setelah mendengar tausiyah ustadzah kemarin.  


Jazakumullah ustadzah,,, sungguh aku tak menyangka,,, kisah-kisah yang kau ceritakan benar-benar telah membuka mata batinku.  

Kini, aku tak lagi memandang mereka hina/rendah.  Justru melalui merekalah pintu-pintu Surga akan terbuka bagi kita. 


Wallahu’alambishowab


11.15 pm
April 29, 2014

@prima_joanita

 

Kamis, 24 April 2014

Tentang Muslimah



Wahai muslimah,,,,
Apa yang hendak kau katakan pada dunia tentang pakaianmu…
Jilbabmu yang kau kenakan
Apakah hanya sekedar aksesoris belaka?
Apakah hanya sekedar topeng belaka?

Duhai muslimah,,,
Saat kau melakukan sesuatu di depan public
Lihatlah pakaianmu!
Siapa yang kau wakili itu?
Gamismu dan jilbabmu melambangkan wanita muslimah yang anggun


Tapi duhai muslimah,
Kau nyatakan dirimu muslimah…
Dengan balutan gamis dan jilbabmu nan anggun,,,


Tapi malam itu, saat aku lihat di tv kau bernyanyi dengan suara teriakan yang keras
Kau bahkan mengajak para penonton melompat-lompat
Kau bagaikan lady rocker malam itu
Kau tersenyum bangga saat para penonton menyukaimu dan terkesima pada aksi panggungmu
Kau bahkan tak marah dikomentari macam-macam oleh dewan juri tentang suaramu yang mengelegar itu

Wahai muslimah….
Dalam tawamu malam itu diatas panggung
Dalam bahagiamu malam itu ditonton jutaan penonton tv
Tidakkah kau sadar duhai muslimah
Jika ada saudaramu sesama muslimah yang malam itu terluka hatinya karena ulahmu?


Wahai muslimah…
Sadarkah kau?
Busana yang kau kenakan melambangkan dan mewakili siapa dirimu
Kau mengenakan gamis dan jilbab
Kau menjadi agen muslimah…
Tapi mengapa kau melukai hati saudaramu  sesama muslimah

Kau bahkan bahagia saat orang-orang bangga padamu
Duhai muslimah…
Terluka hati ini melihat penampilanmu
Tak bisa dinilai betapa sakitnya hati ini melihat kau bernyanyi diatas panggung malam itu
Berteriak-teriak seperti layaknya lady rocker

Andai kau tak menunjukkan jatidiri seorang muslimah dengan busanamu
Mungkin hati ini tak akan terluka
Sakit ya saudariku rasanya
Periiih hati ini melihatnya…

Suaramu adalah auratmu…
Jangan kau umbar…
Apalagi membuat orang lain melompat-lompat mengikuti nyanyian kerasmu itu
Aduhhh….
Entah apa yang harus aku katakan,,,

***
Tv swasta Senin malam 210414

Tak sengaja ku melihat acara di tv swasta bukan talent biasa.  Saat itu seorang perempuan berbusana muslimah gamis merah lengkap dengan jilbabnya bernyanyi diatas panggung.  


Bukan lagu-lagu agama yang dia nyanyikan.  Dia juga tak mendendangkan lagu dangdut.  Tidak juga bermain qosidah, marawis, atau hadroh. Bukan pula lagu melankolis.  Tapi lagu rock.  Dan dia juga tidak hanya mengeluarkan suaranya yang katanya keren,  tapi juga berteriak-teriak dan mengajak penonton untuk mengikuti alunan suaranya.  


Terlihat beberapa penonton di bagian depan ikut melompat-lompat mengikuti alunan suara perempuan yang berbusana muslimah itu.  Suaranya menggelegar.  Yah, malam itu semua penonton terhibur dengan penampilan spektakulernya.  Panggung malam itu ikut bergoyang dengan suara perempuan yang menghentak keras itu.  Ia bagaikan lady rocker malam itu.


Sambutan meriah para penonton serta komentar dewan juri yang memberikan pujian pada penampilannya malam itu membuatnya tersenyum bahagia.  Terakhir dewan juri memberi nilai dengan memberi uang kertas asli dan memasukkan ke toples transparan. Juri pertama 1 juta.  Juri kedua  1 juta 50rb. Juri ketiga perempuan memberi  750rb.  


Wahhh acara apa ini? Aku tidak membahas acaranya. Tapi penampilan wanita muslimah itu.  Pake gamis, jilbab dan teriak-teriak nyanyi lagu rock? What?? Apa nga salah yang aku lihat ini??


Wanita itu cantik.  Apalagi saat dia tersenyum.  Ya Allah,,,


***


Tak salah jika  dalam sebuah acara kajian muslimah  ( Sabtu, 200414 ), seorang ustadzah dari Bandung Teteh atau Ummi Mimin Aminah mengatakan bahwa kalau orang zaman dulu pakai jilbab itu beneran solehahnya.  Tapi, kalau zaman sekarang pakai jilbab rasa-rasanya belum tentu solehah beneran.  


Maksudnya dari sikap dan perilaku orang yang berjilbab zaman sekarang, sangat jauh berbeda dengan orang yang dulu pakai jilbab.


Ia mengatakan hal tersebut berdasarkan pengalamannya sebagai konsultan pernikahan.  Ia melihat true story para wanita muslimah yang berjilbab rapih, tapi ternyata memiliki masalah yang amat sangat tidak sesuai dengan jilbabnya.  Banyak sekali masalah-masalah wanita muslimah yang sudah ia tangani.   Yang membuat kami shock/kaget akan beberapa kasus nyata yang ia tangani.  


Ada yang berjilbab rapih tapi masih banyak melakukan hal maksiat.  Itu kisah nyata dari para client yang ia tangani.  


Masya Allah! Kami yang mendengar kisahnya hampir tak percaya! Makanya kita harus benar-benar menjaga hati kita agar menjilbabkan hati kita juga.  Jangan hanya fisiknya saja yang dijilbabin, tapi psikis nya juga.


Sediiihhh rasanya melihat perempuan yang menyanyi lagu rock di acara tv tadi.  Sedihhh rasanya mendengar kisah para muslimah yang sudah taat tapi masih belum bisa meninggalkan perbuatan maksiatnya.


“ Yaa Muqollibal Quluub Tsabbit Qolbi a’laa diinika wa a’laa thoatika “


Ya Allah yang Maha membolak-balikan hati,,, jagalah hati kami agar tetap dalam genggaman-Mu, dalam agama-Mu, serta dalam taat pada-Mu.  Agar hati kami tetap baik.  Karena kalau hatinya baik, maka akhlaknya pun akan baik. Semua tergantung dari hatinya.


Jagalah perilaku kami.  Apa yang kami kenakan ini ( busana muslimah ) mewakili-Mu.  Mewakili agama-Mu.  Mewakili para muslimah dan agama Islam.  Maka jangan biarkan kami melakukan hal-hal yang membuat saudara sesama muslimah malu.   

Jangan biarkan kami melukai hati saudara sesama muslimah.  Jangan biarkan kami mencoreng agama kami.


Tapi buatlah kami menjadi panutan dalam berbusana, berbicara, bersikap dan bertingkah laku.  Jadikan kami dapat menyesuaikan perilaku dengan pakaian yang kami kenakan.  Terutama membuat-Mu bangga.  Membuat saudara sesama muslimah bangga.  Dan membuat Islam berjaya.  Bukan sebaliknya.


Ya Allah… malu rasanya melihat acara tv para perempuan muslimah ikut acara joget. 
Ya Allah… malu rasanya melihat acara tv perempuan muslimah bernyanyi lagu rock.


***


Namun disisi lain, Alhamdulillah ya Allah…
Masih banyak cahaya terang dari para muslimah sejati yang aku lihat…


Merekah para tauladan masa kini…
Bahagia dan bangga rasanya melihat wanita muslimah bisa ikut berjuang ke Palestina
Bahagia dan bangga rasanya mendengar kisah inspiratif dari para muslimah yang baru mengenakan hijab
Bahagia dan bangga rasanya melihat muslimah yang menjadi pengajar muda di pelosok negeri
Bahagia dan bangga rasanya melihat muslimah yang berjuang membela rakyatnya di kota tempat ia memimpin
Bahagia dan bangga rasanya mendengar kisah inspiratif seorang muslimah yang mengajar di penjara bagi para narapidana
Bahagia dan bangga rasanya melihat muslimah yang kreatif dan aktif dalam kegiatan sosial keagamaan
Bahagia dan bangga rasanya mendengar tausiyah dari para ustadzah yang menenangkan hati dan jiwa kami


***


Duhai Muslimah…
Mari buat Allah dan Rasul bangga pada kita
Mari buat agama Allah dan Rasul bangga pada kita
Mari buat orangtua dan keluarga bangga pada kita
Mari buat sesama muslimah bangga pada kita
Duhai muslimah,,,


“ Masuklah ke dalam agama Islam secara keseluruhan …”



Wallahu’alam bishowab



Taqoballahu minna wa minkum
Taqobbal yaa kariim
Mohon maaf lahir bathin atas salah dan khilaf


@prima_joanita

12.21 am
220414






Catatan Keresahan Hati



Pakaian melambangkan kepribadian atau ciri khas seseorang atau sekelompok orang.  Maka, saat kita berpakaian, ingatlah dan sadarlah sedang mewakili siapa kita dengan busana yang kita kenakan.  

 


Bagi para muslimah, mengenakan baju muslimah lengkap dengan jilbabnya tentu menunjukkan bahwa ia adalah seorang muslimah.  Maka, berlakulah selayaknya muslimah.  


Pantaskah muslimah bernyanyi lagu rock dengan teriakan keras diatas panggung tv yang ditonton jutaan penonton? Bahkan sampai mengajak para penonton melompat-lompat? 


Layakkah saat kita berjilbab ikut acara joget-joget di tv pada malam hari dan ditonton anak-anak kita?


Wahai muslimah, sesuaikanlah pakaian yang kau kenakan dengan perilakumu!

***  

Sarung, peci, baju koko, dan gamis adalah pakaian seorang muslim.  Maka, saat kau mengenakan busana muslim, sesuaikanlah perilakumu duhai para ikhwan….


Apalagi saat berada di tempat umum. 


Miris rasanya hati ini saat melihat kenyataan perilaku yang seharusnya tak patut dilakukan mereka yang mengenakan atribut seorang muslim, tapi berperilaku bak bukan seorang muslim. 


Malam itu di sebuah tempat makan umum, aku melihat sekelompok orang berpakaian muslim sedang menyantap makan malam.   Dalam rombongan itu, ada anak muda yang mengenakan sarung.  Ada bapak-bapak yang mengenakan gamis.  


Tiba-tiba hatiku merasa miris, kecewa, dan sedikit kesal saat melihat anak muda bersarung yang minum sambil berdiri tanpa merasa bersalah.  Dilanjutkan dengan ulah si bapak bergamis yang menghembuskan asap rokok di sekitar area makan itu.  


Ya Allah,,, maluuu rasanya melihat perilaku mereka di tempat umum.  


Untunglah mereka segera berlalu dari tempat makan itu.  Padahal sejak tadi ada beberapa orang yang juga merokok di tempat makan itu.  Tapi karena mereka tidak berpakaian muslim, perasaan saya biasa saja.  


Tapi, kalau yang merokok itu seorang bapak mengenakan gamis…  what can I say
Seorang anak muda memakai sarung tapi minum di tempat umum dengan berdiri? 


Ya Allah,,, dimana akhlak muslimmu?


Mari kita introspeksi diri kita wahai para muslim dan muslimah…
Terutama saat kita berada di tempat umum.  Sudah sesuaikah akhlak/perilaku, ucapan kita dengan atribut/busana yang kita kenakan? 


Karena pakaian kita melambangkan simbol agama kita.  Jangan sampai perilaku kita membuat penilaian buruk bagi agama kita.  Orang yang melihat tingkah laku kita tentu akan menilai agama kita.  


Jangan sembarangan bertingkah laku di tempat umum.  Apalagi jika kita sudah menjadi agen muslimah/muslim dengan pakaian yang kita kenakan.  Tunjukkanlah akhlak dan perilaku yang sesuai dengan akhlak seorang muslim/muslimah.  


Jangan buat malu agamamu! Jangan merusak agamamu dengan perilakumu yang tidak patut! Terutama saat berada di tempat umum.  


Tunjukkanlah pada dunia bahwa kita adalah panutan dalam berpakaian, berbicara, dan bersikap/bertingkah laku yang baik.  



Wallahu’alam bishowab



Taqoballahu minna wa minkum
Taqobbal yaa kariim
Mohon maaf lahir bathin atas salah dan khilaf

( Keresahan hati saat menyaksikan perilaku orang-orang yang mengenakan atribut muslim/muslimah di tempat umum tapi tidak menunjukkan akhlak seorang muslim/muslimah )


@prima_joanita

2.01 pm
Kamis, April 24, 2014