Entah kenapa diawal tahun 2014 ini, saya tiba-tiba terpikir
untuk menulis tentang jodoh. Padahal
selama ini saya tidak pernah terbesit sedikitpun untuk menulis hal-hal yang berkaitan dengan jodoh, cinta,
dan pasangan hidup.
Namun, beberapa waktu lalu saya baru saja mengikuti seminar
yang bertema Membangun Surga Dalam Rumah Tangga. Ada pembahasan tentang jodoh dari salah satu
pembicara di seminar itu.
Saya juga sempat membaca tulisan tentang jodoh. Dari mulai tulisan nadiraarini tentang
pangerannya dan dari postingan I Am
Getting Married di sekolahpernikahan.com
Saya menulis
ini juga terinspirasi dari beberapa teman-teman pengajian di sebuah masjid yang berstatus sama dengan saya. Atau dengan teman-teman seangkatan saya yang
juga belum menikah. Atau semua orang
yang saat ini berstatus lajang dan sedang menunggu calon pendamping hidup.
Dulu, bagi
saya ini adalah hal yang sangat privacy dan nga penting juga untuk
ditulis apalagi dishare ke public.
Entahlah just wanna share and give encourage to all (
who have the same status with me who
called single/lajang/jomblo )
#It’s About Me
Menjadi perempuan lajang dengan usia diatas tiga puluh tahun
sepertinya agak gampang-gampang susah.
Maksudnya gampang yaahhh kalau dijalani dan dianggap gampang maka
semuanya akan terasa santai saja.
Susah itu datang saat harus menjawab pertanyaan :
“ Kapan Kawin?”
Hmmm…
teman-teman yang single pasti juga sering ditodong pertanyaan itu kan? Apalagi
kalau pas Lebaran, kumpul keluarga/reunian dengan teman dan di acara kawinan
temen.
“ Kapan mau nyusul niiiiih? “
“ kapan ngundang?”
Dulu, saya
pasti akan merasa :( jika ada yang melontarkan pertanyaan bodoh itu. Kenapa saya sebut pertanyaan bodoh? Karena
pertanyaan “ Kapan Kawin? ” itu bagi saya sama saja pertanyaan
“ Kapan Mati
? “
Lhooo koq ‘sensi’
banget sihhh… Cuma ditanya kapan kawin aja masa dianggap sama dengan kapan
mati?
Bukankah
jodoh, rezeki, dan kematian itu adalah Rahasia Allah Sang Pencipta? Hanya Dia
Yang Maha Tahu tentang rahasia yang penuh misteri itu. Lalu, kenapa pula harus
kalian tanyakan hal itu padaku?
Tak salahkah
jika aku katakan pertanyaan tersebut adalah pertanyaan bodoh yang tidak berguna.
Tapi, itu
dulu…
Saat aku
masih belum mendapat cahaya Allah. Masih
jahiliyah.
Sekarang,
Alhamdulillah seiring berjalannya waktu tidak ada lagi pertanyaan bodoh
itu. Aseli! Dan jika ada yang bertanya
pun saya menganggap itu sebagai bentuk perhatian dan doa dari mereka pada
saya.
Alhamdulillah sekitar 5-7 tahun
ini memang tidak ada lagi yang bertanya
“ Kapan
kawin? “ pada saya.
Namun, justru
pertanyaan berjenjang yang kini sering menghiasi di telinga ini adalah sbb:
“ Anaknya sudah berapa mba? “
“ Saya belum
nikah “
“ Oooh… “
Atau
pertanyaan penekanan dengan penuh rasa tak percaya.
“ Mba belum nikah? “
“ Iya “ (
datar )
“ Beneran mba belum nikah kan? “
“ Iya “ mulai pasang wajah :(
“ Memangnya umur mba berapa?
Kelahiran tahun berapa? Kayanya kita seangkatan deh kuliahnya…”
:( :(
Satu-satunya
pertanyaan halus yang saya sukai adalah
“ Mba sudah berkeluarga? “ :)
Bukan pernyataan
sarkasme yang pernah diucapkan oleh seseorang yang
berprofesi sebagai pendidik/guru di sekolah.
“
Ibu kan udah S1 kenapa engga nikah aja? Trus mau ngapain lagi? Sekolah
udah lulus…” :(
***
Dulu, saya
paling :( kalau ada orang-orang yang manggil
saya “ IBU “
Dari mulai
supir angkot atau kenek bis : “ Ayo bu
naik-naik! “
Sampai orang
yang baru kenal di bis: “ Mau kemana bu?
“
Manggil gw
Ibu lagi! Gw belum ibu-ibu tauuukkk! :(
( Sekali
lagi itu duluuu,,, )
And Now?
Sekarang,
saat ada yang memanggil saya Ibu. Saya
akan bersyukur dalam hati karena telah didoakan orang tersebut untuk segera menjadi seorang Ibu. Berarti kan saya akan menjadi seorang istri
dan berarti saya akan segera menikah. :D
Saya pun
sudah biasa dipanggil Ibu karena pekerjaan saya mengajar di sekolah. Dan, anak-anak serta teman-teman memanggil
Ibu pada saya.
Kalau ada
orang yang baru kenal memanggil saya dengan sebutan Ibu, saya akan introspeksi
dalam diri dan berkata “ face couldn’t
tell a lie “ :D
Rata-rata
teman-teman seangkatan saya memang sudah menikah, sudah berkeluarga, dan sudah
ada yang memiliki anak lebih dari satu.
Menurut saya
hal itu adalah ukuran kenormalan dari
mata/sisi manusia. Maksudnya menurut
ukuran nilai manusia, diusia above thirty
seharusnya sudah menikah dan berkeluarga.
Tapi sekali lagi itu ukuran nilai manusia.
Ukuran nilai
yang kita pakai bukan hanya ukuran nilai manusia belaka, tapi ukuran nilai
kebenaran yang datangnya dari Allah.
Itulah ukuran nilai yang paling Haq.
Tak sedikit
juga saya jumpai teman-teman yang seusia dengan saya bahkan jauh diatas usia
saya juga belum menikah. ( saya temui
mereka dalam pengajian di sebuah masjid di Jakarta )
Lalu apakah
salah dalam pandangan nilai manusia kami yang sudah berusia diatas tiga puluh
dan belum menikah?
“Masalah buat Lo?” Hehehe :D
Istilah “
telat nikah” atau “ perawan tua” pernah disentil oleh Mamah Dedeh dalam
ceramahnya. Mamah Dedeh memberikan
nasehat kepada para Ibu bahwa jangan pernah berkata telat nikah pada anak perempuannya. Jodoh itu sudah diatur oleh Allah. Nga ada tuh yang namanya telat nikah. Kita nga pernah tahu kapan jodoh itu datang. Ada yang sudah nikah diusia muda ada yang
belum. Tiap orang beda-beda bu! Ini
ibu-ibu suka salah kaprah. Ngomong gitu ke
anaknya. Kata Mamah Dedeh dengan suara
tegasnya. Makasih Mamah Dedeh, andai
semua Ibu mendengarkan dan menuruti nasehat Mamah Dedeh.
***
Lalu, bagiamana caranya agar kita
bisa mendapatkan jodoh?
#Jodohmu adalah pasangan terbaik hidupmu
Ini adalah
judul seminar muslimah yang saya ikuti Sabtu 28 Desember 2013 lalu di Balai
Kartini. Pembicaranya adalah ustazah
Halimah Alaydrus.
Beliau
mengatakan kalau ingin menikah maka hal utama yang harus kita lakukan adalah
BERDOA.
Ya,
berdoalah kepada Sang pemilik Hati yaitu Allah SWT.
“ Udunii astajiblakum”
“ Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Aku
perkenankan bagimu”. ( Q.S 40 Al Mu’min:60 )
Berdoanya
boleh detail kata ustazah. Boleh minta jodoh yang baik, yang bisa menjadi imam,
yang kaya dll. Boleh-boleh saja.
Ustazah pun melontarkan satu lelucon.
“ Saya minta jodoh yang berwibawa ” artinya Wibawa mobil…. Wibawa uang banyak…
hehehe…
Ustazah
bilang, hal lain yang dapat kita lakukan adalah dengan memantaskan diri/memperbaiki
diri kita. Artinya kalau kita ingin
mendapatkan jodoh yang soleh/baik, maka jadikanlah diri kita salehah/baik.
“Ya, salehahkanlah dirimu maka kamu akan
mendapat jodoh yang soleh.”
“ Kalau mau dapat jodoh yang soleh,
bukan main-main di masjid ya!”
Jadi rubah
lagi tuh niat teman-teman yang suka datang ke pengajian/kajian di masjid buat
dapet jodoh yang soleh. Karena bukan
begitu caranya. Jadilah pribadi yang
baik, yang solehah/soleh maka jodohmu akan sesuai dengan dirimu sekarang. Begitu kata ustazah.
Kita
memantaskan diri untuk dipilih oleh pribadi atau pasangan jiwa yang baik pula
begitu kata Mario Teguh.
Jadi mulai
sekarang yuks kita rubah mindset kita
tentang jodoh. Kita ini bukan sedang
mencari jodoh, tapi memantaskan diri untuk dipilih oleh pasangan jiwa yang baik
yang akan dipilihkan oleh Allah untuk kita.
Percayalah
dengan ayat Qur’an … “ laki-laki yang
baik untuk perempuan yang baik dan sebaliknya”. Ayat ini berlaku haq kata ustazah.
Kalaupun ada
contoh dimana ada orang baik tapi pasangannya tidak baik itu adalah suatu
contoh pembelajaran di dalam kehidupan manusia untuk lebih menyukuri nikmat
Allah. Atau mungkin jangan-jangan karena
kitanya sendiri belum baik juga… kata ustazah.
Zaman dahulu
ada kisah Nabi Nuh yang istrinya tidak baik atau kisah Firaun yang jahat dan Asiyah
istri yang salehah. Kisah tersebut akan
menjadi contoh bagi manusia sekarang. Karena
dalam realita rumah tangga sekarang banyak kasus-kasus dimana pasangannya merasa
baik tapi suami/istrinya tidak baik dll kata ibu Sitaresmi S Soekanto seorang
psikolog.( Balai Kartini 281213 )
Ustadz Yusuf
Mansur di Istiqlal ( 22/12/13 ) lalu malah lebih ekstrim lagi.
" Yang belum
nikah dan pengen segera nikah. Ayo nanti
pulang dari sini cari gedung. Bilang
sama yang punya gedung saya mau sewa gedung.
Ini serius. Coba deh! Atau buat undangan pernikahan yang bagus,
tulis aja nama kita, tanggal berapa kita mau nikah di tahun 2014, tapi nama
calonnya kosongin aja dulu! Trus kasih tau sama orang-orang kalau kita mau
nikah tanggal segitu".
Grrrrrrrr! Saran ustadz YM disambut tawa jamaah.
Masalah
nanti nga jadi nikah. Itu kan sudah
takdir Allah. Iya nga? Siapa yang nga percaya ama Allah? Masa iya
sih Allah tega ngebiarin kita.
Iya ini
beneran. Coba deh! Jangan jadi the looser. Bilang emang muka saya jelek lah, gini lah,
ahhh payah! Nga usah kaya gitu! Berani bermimpi donk untuk masa depan kita!
( honestly kalau saran ‘gila’ ustadz
YM ini saya nga berani lah! )
Atau nasehat
bijak Aa Gym.
“ Buat apa mikirin jodoh, mikirin
usia udah tua tapi jodoh tak kunjung tiba.
Buat apa da jodoh mah sudah diatur sama Allah”.
“ Lebih baik
kita berbuat yang Allah sukai. Jodoh
akan datang kalau sudah waktunya. Jodoh
itu sesuai diri kita yah! Kalau hafiz Quran ya jodohnya sama hafizoh juga. Nah, kalau kaya kita ini bagaimana ibu-ibu?
Yah inilah yang kita dapat sekarang”.
Kata Aa Gym.
“ Bukan ada suami atau tidak ada
suami yang membuat kita mulia/hina dinilai disisi Allah. Tapi ketaatan kita kepada Allah. Kalau sudah punya suami tapi tidak tambah
dekat dan taat kepada Allah buat apa”.
Tapi kalau
belum ada suami/pasangan justru membuat kita semakin bisa dekat dengan Allah,
maka itu yang lebih baik bagi kita.
Boleh jadi kamu menyukai sesuatu
padahal itu tidak baik bagimu dan boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu
padahal itu baik bagimu….
***
Yaaa… itulah
beberapa nasehat bijak dari beberapa guru yang langsung dan sering saya dengar
berkaitan tentang jodoh. Hal itu tentu
saja membuat kita semangat dan tidak berputus asa dari rahmat Allah.
Saya suka
teringat dengan kalimat yang diucapkan dalam serial drama Korea.
“ Bertemu berarti ada jodoh tetapi
belum tentu berjodoh”.
Ini adalah perkataan Yu Mei pada Jun Shuu
dalam drama Korea Endless Love.
Kalau kata
Afgan Jodoh Pasti Bertemu.
Ya, jodoh kita hanya Allah yang Maha
Tahu. Kita hanya bisa berdoa dan terus
memperbaiki diri agar mendapat jodoh yang sesuai dengan keinginan Allah. Ingat keinginan Allah. Yang tentu saja hasil dari doa-doa dan
permohonan kita kepada Allah serta proses perbaikan dan memantaskan diri bagi
jodoh yang lebih baik pula.
Ada banyak
hal yang bisa kita lakukan untuk memantaskan diri. Jangan banyak mengumbar kalimat galau di
twitter atau facebook tentang kesendirian kita dalam menanti jodoh.
Tapi carilah
kegiatan atau aktivitas yang bermanfaat bagi perkembangan diri kita. Teruslah bekerja, berkarya, menggali ilmu
dalam segala hal. Salah satunya aktif
dalam kegiatan keagamaan atau social activity.
Kalau saya
sedang ikut kajian di Masjid Taklim ( tapi ingat kata ustazah niatnya bukan
untuk mencari jodoh tapi harus Lillahi Ta’ala ), seminar, dan membaca
bacaan-bacaan yang menginspirasi. ( I recomended you to join
sekolahpernikahan.com ) atau follow orang-orang hebat di twitter. Baca TL
nya, ambil ilmunya dan belajar dari mereka.
Terus
menebar semangat bagi sesama. Dan, salah
satu cara menebar semangat yang baru
saya lakukan adalah mulai mendoakan
orang lain. Dalam setiap doa-doa
yang saya panjatkan, saya doakan juga sesama teman yang masih single dan ingin
menikah. Jadi sekarang kita tidak hanya
berdoa tentang jodoh kita saja. Tapi
doakan juga semua teman, saudara yang kita kenal yang masih single itu maka
hati kita akan menjadi lebih damai.
#You Are Not Alone!
Yah, kamu
tidak sendiri. Lihatlah keluar masih banyak orang-orang yang tidak beruntung
dibanding kita. Bersyukurlah dengan
situasi kita saat ini. Karena ini adalah
takdir terbaik yang Allah berikan untuk kita saat ini.
Perbaikilah
hubungan kita dengan Allah dan orangtua maka Allah akan memperbaiki hidup
kita. Begitu pula dengan jodoh kita
nantinya.
We hope so.
So, being single or not is not a
matter of life. Menjadi single atau tidak bukan masalah dalam
kehidupan. Tapi masalah saat kita masih
menjadi beban bagi orang lain, masalah saat kita belum bermanfaat bagi sesama.
Dan yang paling masalah adalah saat Allah
tidak meridhoi diri dan kehidupan kita. Nauzubillah!
Mari kita
perbaiki diri kita, kita pantaskan diri kita, kita berprestasi untuk menjadi manusia
yang bermanfaat bagi sesama dan yang utama untuk menjadi hamba yang disukai
Allah.
Itulah tugas
kita. With or without couple (husband/wife).
And always pray to Allah about our jodoh dan doakan semua teman yang masih sendiri. Pantaskan diri kita
untuk mendapat jodoh terbaik yang akan dipilihkan Allah untuk kita.
Berikut saya
lampirkan beberapa doa yang suka saya panjatkan/mohonkan tentang jodoh. Bagi yang punya doa-doa lain mohon dishare ya!
1.
Robbi Laa tazarnii fardawwa anta
khoirul waarisiin*
“ Ya Tuhanku, janganlah Engkau
biarkan aku hidup seorang diri ( tanpa
keturunan ) dan Engkaulah ahli waris yang terbaik “.
( Q.S. 21 Al-Anbiya:89 )
*Doa ini juga untuk
pasangan yang ingin dikaruniai anak keturunan.
Seperti yang telah dicontohkan oleh Nabi Zakaria.
2.
Rabbana hablana min azwaajina
wazurriyatina qurrota a’yuniw wajalna lil muttaqiina imama
“ Ya Tuhan kami, anugerahkanlah
kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami ),
dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa”. ( Q.S 25 Al-Furqon:74 )
*Doa ini juga bisa dipanjatkan bagi yang
sudah berkeluarga untuk pasangannya dan anak keturunannya.
3.
Robbi habli min ladunka zaujan
toyyiban wa yakuuna shohiban lii fiddini waddunya wal akhiroh
“ Ya Rabb, berikanlah kepadaku suami
yang terbaik dari sisi-Mu, suami yang juga menjadi sahabatku dalam urusan
agama, urusan dunia dan akherat”.
Lalu
lanjutkan dengan Hasbunaulloh wa ni’mak wakiil
ni’malmaula wa ni’mannasiir.
4. Allahumma innii uriidu an atazawwaja
Allohumma faqoddirlii minar rijaali ahsanuhum khalqon wa khulqon wa
ausa’ahum rizqon,wa a’zhamahum barakatan, war zuqnii waladan thoyyiban
taj’aluhu fakhran fii hayatii waa fauzan ba’da mautti
“ Ya Allah aku ingin menikah. Ya Allah, tetapkanlah untukku pria yang
paling tampan akhlaknya, yang paling luas rezekinya, yang paling banyak
berkahnya. Dan karuniakanlah aku anak
yang baik yang Engkau jadikan ia sebagai kebanggaanku di masa hidupku dan
keberhasilan setelah kematianku. “
Aamiin.
Poin no 3
dan 4 saya dapat dari fb. Tapi saya lupa fb siapa. Jazakumullah atas ilmu pengetahuan doa yang
telah diberikan di fb-nya siapa pun dia.
Semoga Allah membalasnya. Aamiin.
Wallahu’alam
bishowab
Follow me
@prima_joanita
Tangerang, 2
January 2014
11.41 am