Alkisah para ibu ingin memberikan hadiah
kejutan ulang tahun untuk guru ngaji mereka.
Setelah berembuk, mereka memutuskan untuk patungan membelikan kue ulang
tahun.
Mereka merencanakan kejutan dengan datang ba’da Isya setelah
anak-anak ngaji selesai Yasinan dan doa.
Ibu-ibu itu datang membawa kue ulang tahun
lengkap dengan lilinnya. Kemudian mereka
beramai-ramai menyanyikan lagu panjang umurnya, tiup lilinnya, dan potong
kuenya.
Saat itu ibu guru yang berulang tahun menolak
meniup lilin. Tidak boleh katanya. Oooh,,, maklum deh murid nga ngerti kata
mereka. Akhirnya seorang anak balita
yang diminta meniup lilinnya.
Sebelum kue dipotong dan dibagikan, ibu guru
itu ke dalam untuk mengambil piring kecil dan sendok.
Dari dalam ruang lain, si anak yang sejak
tadi sudah khawatir bertanya. Kue
ultahnya apa? Halal atau tidak. Si ibu
guru bilang kayanya bikin sendiri. Oh,
berarti halal. Tapi, entah kenapa si
anak tak percaya kalau kue itu bikin sendiri.
Setelah ibu-ibu itu pulang, barulah si anak
keluar dan betapa kagetnya melihat kue ultah itu bermerk TH. Mana mungkin bikin sendiri. Ini ada
merknya. Masih ada kardusnya dan tidak
ada logo halal MUI-nya.
Anak itu kesal pada ibunya.
Dua tahun berturut-turut. Tidak pantaskah si anak kecewa pada ibunya?
Setahun yang lalu, saat ulang tahun juga, ibu guru itu menerima kue ultah yang belum
halal MUI juga.
Semua yang
selama ini diberitahu tak dianggapnya.
Biasanya ibu guru itu akan memberikan kepada orang lain kalau kue yang
dikasih belum halal. Tapi kenapa kue
ultah itu tidak dikasih? Malah anaknya yang lain yang sedang berkunjung pun
ikut makan kue itu.
Esoknya anak-anak pengajian pun dikasih kue
itu. Ya Allah… ibu guru itu telah
menyebarkan makanan yang belum halal pada banyak orang.
Si anak hanya mampu menyelamatkan ayahnya yang
tidak jadi memasukkan kue itu ke mulutnya.
Entahlah kenapa si ibu guru itu begitu lemah
dihadapan makhluk?
Bukankah kita hanya pantas lemah saat
dihadapan Allah saja?
Kenapa?
Mam, why do you lemah dihadapan makhluk? Kita
harus bersikap lemah hanya dihadapan Allah SWT.
Apalagi mereka murid-muridmu, jamaahmu. Kasih tahulah yang haq itu haq walau pahit
rasanya demi kebaikan semua.
Saya mohon jangan buat ibu saya menderita
diakherat nanti. Karena di akherat
nanti kita tidak bisa tolong-menolong.
Makanya mumpung masih di dunia ini mari kita tolong-menolong dalam
kebaikan. Saling menasehati dalam
kesabaran.
Kue ultah yang bermerk itu rasanya hanya enak
sampai dilidah saja. Bagaimana nanti di
akherat? Di Surga nanti lezatnya kue
ultah itu bisa berkali-kali lipat duhai ibuku…
Apalagi ada informasi kalau harga kue ultah
itu selangit. Ibu-ibu harus patungan
lumayan besar untuk membeli kue yang belum halal.
Poin-poin yang membuat si anak kecewa adalah:
1.
- Memakan kue ultah yang tidak ada logo halal MUI dua tahun berturut-turut, padahal sudah dikasih tahu kalau kue itu belum halal
- Bernyanyi panjang umurnya, tiup lilinnya, dan potong kuenya di rumah guru ngaji pada malam hari.
Bagaimana kalau anak-anak ngaji ada yang
mendengar? Kalau tetangga yang belum ngaji mendengar?
Kalau anak-anak ngaji dan tetangga yang belum
ngaji mendengar suara nyanyi-nyanyi panjang umurnya, pasti mereka akan berpikir
di rumah guru ngaji aja boleh malam-malam nyanyi panjang umurnya, tiup
lilinnya, dan potong kuenya. Berarti
nanti kalau mereka ultah nga apa-apa juga kaya begitu.
Bahkan para malaikat pun tak jadi datang/
turun ke rumah guru ngaji itu, karena ternyata perkumpulan di rumah guru ngaji
itu bukan sedang membacakan ayat-ayat Allah tapi sedang meniru perilaku kaum
Yahudi/Nasrani yaitu bernyanyi panjang umurnya, potong kuenya dan tiup lilinnya. Meskipun ada sesi doanya.
Yang ikut bernyanyi dan tertawa-tawa adalah
para syaithon, iblis dan kawan-kawannya karena mereka berhasil merubah ruang
ngaji itu menjadi minannur ila zulumati. Dari cahaya kepada kegelapan. Nauzubillah!
Kenapa minannur
ila zulumati?
Karena ba’da magrib tadi adalah cahaya terang
benderang di rumah guru ngaji itu. Para
malaikat pun turun menyaksikan kumpulan anak-anak membacakan yasin, tahlil, dan
doa untuk bu guru yang ulang tahun.
Namun tiba-tiba ba’da Isya cahaya itu terhapus menjadi padam dan gelap
gulita karena perilaku nyanyi-nyanyi, tiup lilin,dan makan kue yang belum
halal.
Astagfirullahaladziim.
***
Saya paling tidak suka kalau ada yang
bilang.
“
Maklum deh nga tahu, belum tahu,,, engga ngerti tentang hal itu.”
Belum tahu, engga tahu hanya pantas diucapkan oleh
orang-orang yang tinggal jauuuuh di gunung,
di desa terpencil yang tidak ada akses
listrik, tidak ada tv, radio, hp, internet , tidak bisa baca, dan jauuuuh dari
informasi serta tidak pernah ngaji. ( bukan bermaksud merendahkan, hanya
perumpamaan saja ).
Tapi kalau tidak tahu diucapkan oleh ibu-ibu
yang suka ngaji, punya akses listrik 24 jam, punya tv, hp, internet. Badan
sehat, mata sehat, kuping sehat, kaki sehat.
Kayanya bukan tidak tahu atau engga tahu. Tapi tidak mau tahu dan engga mau tahu! Itu saja!
Apalagi saya tahu sebagian ibu-ibu ada yang bisa
mengakses internet, punya akun fb. Ya,
kita masih tidak mau tahu akan nasib kelak di akherat. Tidak dan engga mau tahu nanti di akherat
bagaimana. Tidak mau mempersiapkan diri
untuk kehidupan akherat yang tidak ada yang menjamin itu. Engga
mau belajar menuntut ilmu akherat.
“ Untuk urusan akherat ikhtiarlah! Untuk urusan dunia tawakallah! Karena urusan dunia
sudah dijamin oleh Allah SWT, sedangkan urusan akherat tidak ada yang menjamin.
“ ( ustazah Halimah Alaydrus )
Bukankah sudah dikasihtahu, telitilah sebelum
membeli makanan. Lihat dulu, cek dulu
halal tidaknya. Apalagi untuk dikasih ke
guru ngaji.
Jadilah jamaah yang taat, patuh, dan cerdas!
Jangan ngaji cuma datang, duduk, diam, makan snack konsumsi, tidur atau
ngobrol.
Ikatlah ilmu dengan dicatat. Kalau ngaji
cobalah bawa buku tulis, alat tulis, lalu catat. Dan diamalkan. Jangan disimpan di tas catatannya. Saat dikasih tahu lagi lupa. Engga tahulah, belum tahulah. Duhhhh!
Ngaji jangan cuma sebulan sekali pas arisan
doang. Nga bakal cukup untuk memahami ilmu-ilmu Allah.
Mari ibu-ibu yang dirahmati Allah… penuhilah
majelis-majelis taklim dikompleks ini.
Bukan hanya sebulan sekali.
Kalau ibu-ibu mampu melangkahkan kaki setiap Sabtu
pagi untuk senam, maka mampukanlah untuk melangkahkan kaki setiap Minggu pagi
ke mushola Nurul Falah untuk mengaji.
Kalau ibu-ibu kuat setiap Sabtu malam membawa
tubuhnya ke Posyandu untuk yoga, maka ibu-ibu juga harus kuat membawa tubuhnya
setiap Kamis malam ke Mushola Nurul Falah untuk ngaji dan tholabul’ilmi.
Seimbangkanlah hidupmu! Jiwa dan ragamu!
Ayolah ibu-ibu, ruh/jiwa juga perlu makanan. Jangan raga saja yang dikasih makan! Nanti ruh
nya sakit. Karena raga tidak akan abadi.
Raga tidak akan menghadap kepada Allah kelak. Tapi ruh kitalah yang abadi dan akan menghadap
kehadirat Allah kelak.
Kalau sejak di dunia ini ruh nya tidak diberi
makanan, maka kelak saat sampai dihadapan Allah, ruhnya akan sakit. Tidak
mempunyai bekal apa-apa. Mari kita beri
makanan pada jiwa/ruh kita.
Jangan diulangi lagi ya perbuatan itu
ibu-ibu. Cukup sudah dua tahun
berturut-turut ibu saya disuguhi dan dipaksa makan kue ultah yang belum
halal. Jangan diulangi lagi.
Niat baik belum tentu baik caranya kata Aa Gym
dalam ceramahnya. Saya tahu niat ibu-ibu
baik. Tapi tidak baik akhirnya buat
ibuku, dan buat kami. Masa setiap ibuku ulang
tahun aku harus kesal pada ibuku karena dia makan kue ultah yang belum halal.
Jadi aku mohon, jika ibu-ibu sayang pada
ibuku, jangan beri dia makanan yang belum halal. Jangan.
Saya mohon. Ibu saya pasti sedih
hatinya. Nga enak sama ibu-ibu. Trus
tiap tahun dimarahin sama saya gara-gara makan kue ultah belum halal.
Saya tidak bermaksud membicarakan aib atau
kesalahan orang lain. Saya hanya ingin
hal ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar dikemudian hari tidak terulang
lagi kejadian seperti itu. Tidak ada
maksud menyalalahkan siapa pun. Saya pun
masih belajar.
Saya mohon tidak usah mencari-cari tahu siapa
saja orang-orang yang terlibat di acara itu dan tidak usah dibahas lagi masalah
tersebut. Jadikan hal ini sebagai pelajaran bagi
kita semua agar selalu menyesuaikan antara niat baik dengan cara yang baik pula. Dan lebih berhati-hati dalam memilih makanan. Usahakan membeli dan mengkonsumsi makanan
yang sudah ada halal MUI nya.
Mohon maaf lahir bathin kalau saya salah. Saya hanya menjalankan amanah watawa soubil haq watawa soubis sobr.
Taqobalallahu minna wa minkum
Taqobbal yaa kariim…
Wallahu’alam bishowab!
Untuk mengetahui produk halal atau tidak coba
bukalah fb halal corner. Twitter
@halalcorner. Website www.halalcorner.
Com.
March 3, 2014
2.15 wib
@prima_joanita
Special for my lovely Mom & her bestfriends who always love her and give many attention to her more than me.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar