Selasa, 01 Oktober 2013

Bolak-Balik

Bismillahirrohmaanirrohiim

Kita sering kali merasa capek ( ups maaf jangan "kita" deh tapi "saya" ).  Ya, saya kadang sering kali mengeluh dan merasa capek dalam menjalani perjalanan menuju tempat kerja ataupun menuju tempat lain yang dirasa jauh. 

Kadang mengeluh dengan kemacetan yang hampir setiap hari kita alami di jalan raya.  Kadang mengeluh dengan sesuatu hal yang harus dikerjakan berulang dan bolak-balik.  Misalnya kita sudah berada di lantai dua ehhh ternyata ada yang tertinggal di lantai satu, maka kita harus balik lagi mengambil sesuatu yang tertinggal itu.

" Hhhh... cape deh bolak-balik kaya gini.  Setiap hari macet.  Pulang-pergi duduk di bis dalam kemacetan.  hhh,,, cape, bete, kesel, bosan... "

Atau yang baru terjadi dan saya alami waktu saya mau beli barang di toko A.  Mana siang-siang dan panas pula ternyata di toko A tidak ada alias habis.  Lalu saya balik lagi ke toko B.  Dalam perjalanan menuju toko B saya bergerutu dalam hati "hhh... cape-capein aja. Jadi bolak-balik.  Coba tadi langsung ke toko B aja!"

Namun tiba-tiba seperti ada yang membisiki saya dari sebelah kanan.

" Heiii prima! Ingatlah perjuangan Siti Hajar! Beliau bolak-balik dari Safa-Marwa tanpa mengeluh!"

Jleb!

Ya Allah! Astagfirullahaladziim...
Ya Allah ampunilah aku
Selama ini aku seriiiiiing banget mengeluh capek jalan mau berangkat ke tempat yang jauh dll.

Seketika aku diingatkan akan kisah Siti Hajar.  Kisah yang alhamdulillah baru aku dengar dari kajian muslimah Sabtu 28 September 2013 lalu di Masjid AL-Hakim Menteng.  Kisah indah yang disampaikan oleh Ustazah favoritku @halimahalaydrus yang smart dan cantik itu. 

Beliau bercerita tentang kisah Nabi Ibrahim,  Siti Hajar,  dan Nabi Ismail.  Cerita yang sering kita dengar dari para ustadz dan ustazah kala menjelang Idul Adha.  Dan ceritanya pun kita hampir hafal semua bagaimana Nabi Ibrahim meninggalkan Siti Hajar dan Ismail sampai endingnya Nabi Ismail tidak jadi meninggal saat disembelih oleh nabi Ibrahim  karena diganti dengan seekor domba/kambing.

Entah kenapa cerita yang hampir tiap tahun aku dengar menjelang Idul Adha itu terasa berbeda soul-nya saat ustazah @halimahalaydrus yang menuturkannya.  Ya, karena kisahnya berdasarkan hati nurani.  Jadi, akan selalu teriang-iang dihati dan pikiranku.

Mohon maaf aku tak bisa menceritakan dari awal kisah indah yang dituturkan oleh ustazah. 
Aku hanya mnegambil secuil dari cerita yang dikisahkan oleh ustazah.

Kisah atau pelajaran yang sangat aku ingat adalah saat Siti Hajar berlari-lari dari Sofa-Marwa dalam keadaan kehausan, kepanasan, kelaparan, dan sedang ditunggu seorang anak bayi yang kalau tidak buru-buru datang maka bayinya akan mati.

Bayangkan kita sekarang sai dari Sofa-Marwa dalam keadaan adem, ga kepanasan, ga kehausan, ga kelaparan, dan nga ada  anak bayi yang menunggu kita.  Kita bisa minum saat kita sai karena air tersedia disepanjang jalan saat kita sai.

Jadi ustazah meminta kita untuk membayangkan keadaan Siti Hajar pada waktu itu.  Betapa beratnya ia harus berlari-lari dari satu bukit ke satu bukit yang lain yang katanya itu bukit yang gersang, tandus karena itu bukit batu bukan bukit rumput atau pepohonan.  Berlari-lari mencari air dalam keadaan kehausan, kepanasan, kelaparan, dan sedang ditunggu dalam keadaan cemas oleh anak bayinya yang sudah sekarat.

Coba bayangkan ibu-ibu kalau sekarang lagi sai seperti itu gimana? Nga usah deh kelaparan, kehausan, kepanasan, dan ditungguin anak.  Satu aja, kita sai dalam keadaan kepanasan saja.  Atau kehausan saja.  Atau kelaparan saja.  Atau sedang ditunggu anak bayi yang sekarat saja.  Gimana rasanya bu? tanya ustazah....

Ya Allah... betapa capenya kita selama ini karena lelah bolak-balik di perjalanan sepertinya nga ada artinya dibandingkan lelah dan capeknya Siti Hajar kala itu.  Lalu, kenapa dan pantaskah jika kita mengeluhkan rasa cape dan lelah itu?

Ya Allah....

Kenapa kita mengeluh karena merasa cape dengan usaha-usaha kita yang gagal, nasib yang gini-gini aja , dll padahal telah dicontohkan oleh Siti Hajar.  Saat beliau sudah berusaha berlari-lari mencari air, sampai akhirnya benar-benar amat sangat lelah dan akhirnya beliau bertawakal dan pasrah kepada Allah, maka datanglah pertolongan dari Allah itu.

Tiba-tiba ada air yang keluar dari bawah kaki Ismail.  Ya Allah! Subhanaulloh!

Itulah pelajaran yang bisa kita petik.  Kita tidak perlu berputus asa meskipun kita sering gagal dan gagal lagi dalam melakukan usaha apapun.

Apalagi kalau sekedar merasa capek bolak-balik jalan atau berangkat dan pulang kerja.  Ya Allah nga ada artinya dengan perjuangan Siti Hajar.  Memang cape harus pergi pagi dalam keadaan macet berulang-ulang setiap hari.  Tapi saudariku, ingatlah apa yang dilakukan Siti Hajar.  Ingatlah perjuangannya.  Rasa lelah dan letihnya harus bolak-balik sebanyak 7x.  Jika kita bandingkan dengan bolak-baliknya Siti Hajar tentu bolak-balik kita nga ada artinya.  Apalagi kalau bolak-baliknya di mall hehehehe...

Ya Allah,,,

Yuk saudariku, kita mulai menjalani hari ini dengan semangat. 
 Tak usah lagilah kita mengumbar keluhan capek bolak-balik.
Capek udah berusaha ga berhasil-berhasil.
Capek gagal lagi gagal lagi.
Capek di jalan maceeetttt....
Sudahlah...
Yuk kita belajar dari kekuatan Siti Hajar.  Tak kenal lelah sampai pada titik tawakal dan pasrah kepada Allah. Hingga akhirnya Allah memberikan yang terbaik, yang lebih besar dari yang beliau usahakan. 

Laa haula wa laa kuwwata illa billah

Hasbunaulloh wani'mal wakiil...

Wallahu'alambishowab

Semoga bermanfaat!

Rabu, 2 Oktober 2013
1.08 am







Tidak ada komentar:

Posting Komentar