Minggu, 20 Oktober 2013

“ Eeehhh kamu minum sambil berdiri? MP lho!”



Bismillahirrohmaanirrohiim

Judul di atas adalah salah satu kalimat yang diucapkan anak-anak di sebuah SD Islam saat melihat temannya minum sambil berdiri. 

Bagaimana kebiasaan saat kita makan dan minum sehari-hari?
Masihkah kita minum dan makan sambil berdiri?  Bahkan berjalan?   
Ataukah kita  sudah terbiasa makan dan minum sambil duduk?

Lihatlah perilaku kita dan anggota keluarga kita.  Apakah kita sudah makan dan minum dengan cara yang benar?  

Yaitu makan dan minum dengan tangan kanan, sambil duduk.  Tidak berdiri, berbicara apalagi berjalan.

Kali ini saya akan share tentang  “pembiasaan”.

Pembiasaan yang kita lakukan secara bertahap.  Dari yang awalnya belum melakukan sampai menjadi kebiasaan dalam kehidupan kita sekari-hari. 

Hal ini bisa kita peroleh dari rumah atau lingkungan tempat kita bekerja/perusahaan. 

Culture sebuah perusahaan mencerminkan cara kerja dan cara berpikir serta bertindak seluruh karyawannya.  

Pembiasaan atau kebiasaan disini mungkin kalau di perusahaan-perusahaan besar sama dengan culture/budaya sebuah company.

Pembiasaan disini bukan berbentuk budaya atau kegiatan yang besar, namun lebih ke kebiasaan yang kecil yang justru dianggap remeh-temeh oleh sebagian orang.  Namun,  bagi saya hal ini justru amat sangat membekas dan bermanfaat dalam kehidupan saya seterusnya meskipun saya sudah tidak bekerja disana lagi. 

Seperti dulu, saya pernah bekerja di GE Finance, ada hal yang masih saya ingat dan bahkan saya pakai hingga sekarang.

Salah satu contohnya adalah, sebelum pulang kerja setelah mematikan computer masing-masing , kami para karyawan harus merapikan meja kerja kami/cubical dengan cara memasukkan kursi ke dalam meja.  Sehingga setelah pulang tidak ada kursi yang berada diluar barisan cubical atau jauh dari mejanya. 

Selanjutnya, saya diajarkan untuk mencabut stop kontak setiap hari Jumat sore, karena Sabtu dan Minggu libur.  Itu salah satu bentuk hemat energy. 

Hal ini saya lakukan saat saya bekerja di perusahaan lain.  Meski ternyata di perusahaan yang baru tingkah saya malah dianggap aneh.  Contohnya merapikan kursi ke dalam meja sebelum pulang.  Sangat tidak berlaku, sebab disini kursi bisa berjalan kemana-mana tidak sesuai tempatnya. 

Apalagi mencabut stop kontak setiap Jumat sore juga tidak berlaku karena setelah saya pulang kadang computer pun masih ada yang mau pakai.   Ya, tiap perusahaan berbeda-beda budayanya. 

Namun, saya sangat mendapat pelajaran berharga dari cara merapikan kursi ke dalam meja dan mencabut stop kontak diakhir minggu itu.  Bayangkan!  Sebuah perusahaan besar mengajarkan satu budaya yang kecil namun penting untuk ditiru. 

*** 

Lain lagi dengan budaya atau pembiasaan yang masih saya ingat dan In Shaa Allah saya amalkan sampai sekarang. 

Yaitu kebiasaan atau pembiasaan makan dan minum dengan tangan kanan dan sambil duduk, tidak berdiri, apalagi berjalan.  Budaya ini saya peroleh saat saya mengajar di SD Islam. 

Awalnya pembiasaan ini berlaku untuk para siswa.  Jadi kalau ada salah satu siswa terlihat sedang makan atau minum sambil berdiri maka akan mendapat MP ( Metode Pembelajaran ) bukan hukuman. 

Dan, hal ini sudah menjadi kebiasaan semua warga sekolah dari siswa sampai para guru.  Jadi kalau ada yang minum sambil berdiri akan ada anak-anak yang nyeletuk 

“ ehhh kamu minum sambil berdiri MP lho!”

Sebelum saya mengajar di SD Islam ini pun saya sudah tahu akan akhlak makan dan minum harus sambil duduk.  Namun pada prakteknya sering saya lalai dan abai karena “tak terbiasa” dan tidak berada dalam lingkungan yang membiasakan hal itu. 


Dulu, saya sering makan jajanan seperti roti, siomay dalam plastik atau minuman dalam botol/kotak sambil berdiri/berjalan sambil nunggu bis di pinggir jalan.  Padahal sudah pakai jilbab.  Astagfirullahaladziim…

Makanya sekarang kalau saya melihat teman-teman akhwat yang shalihat sedang makan jajanan atau minum sambil berjalan rasanya duh, gimana gitu ya.   

Saya hanya bisa mendoakan semoga Allah SWT memberikan Nur/Cahaya berupa ilmu ke dalam hati mereka agar mereka mengetahui cara makan/minum yang baik sesuai ajaran Rasulullah dan dapat menerapkan dalam hidup sehari-hari.

Sejak saya terbiasa dengan pola pembiasaan di sekolah itu, maka otomatis akan membawa pengaruh bagi saya sampai keluar sekolah.  Pengaruh yang saya rasakan ini juga akan mempengaruhi orang-orang disekitar saya diluar sekolah. 

Contohnya di rumah, dulu,  saya masih sering melihat ayah dan ibu saya makan/minum sambil berdiri.  Lalu otomatis saya ingatkan dan beritahu kalau makan/minum yang sesuai ajaran Rasul itu sambil duduk.   

Alhamdulillah sekarang kami sudah mulai menerapkan makan/minum sambil duduk dan saling mengingatkan bila kami lupa makan/minum sambil berdiri.

Setelah saya lakukan pembiasaan itu di sekolah dan di rumah, saya lalu mendapat ilmu dari internet tentang bahaya minum sambil berdiri dan manfaat yang besar dari minum sambil duduk dari segi kesehatan.  

Wah! Subhanaulloh ya! semua yang baik pasti ada manfaatnya.  Dan yang tidak baik pasti ada mudhorotnya. 

Selain kebiasaan makan/minum sambil duduk ada hal lain yang juga saya dapatkan dari sekolah itu.   

Yaitu, cara meletakan sepatu/sandal saat kita mau masuk mushola, masuk ruang kelas atau ruang guru.  

Di sekolah itu, alas kaki (sepatu/sandal) dibuka.  Jadi kita menyimpannya di rak sepatu di depan kelas.

Kalau kita hanya sebentar di kelas itu, atau saat sholat di mushola, maka sepatu yang kita taruh harus menghadap ke depan arahnya.   

Jadi, saat kita mau pakai,  sepatunya sudah menghadap ke depan dan langsung kita pakai tanpa harus memutar lagi sepatunya. 

Jadi , saat kita melepas sepatu kita, badan kita memutar balik dulu, dan menghadapkan sepatu kita ke depan.  Kemudian sepatunya harus rapih sesuai dengan barisannya.   

Semuanya diajarkan kepada siswa.  Jika ada siswa yang main masuk saja ke mushola dan sepatunya berantakan tentu akan mendapat MP. 

Jadi sepatu terlihat rapih di depan mushola dan tidak ada lagi cerita mencari-cari  
pasangan sepatu/sandal kita yang sebelah kanan/kiri karena kita acak-acakan dan sembarangan menaruh sepatu. 

Sebenarnya kalau hal ini diterapkan di setiap  Masjid/mushola, pengajian atau di rumah kita akan bagus sekali.  Tapi sekali lagi ini harus diawali dengan pembiasaan secara kolektif atau bersama-sama seluruh anggota keluarga dan masyarakat. 

Hal ini juga saya rasakan dan lihat di pengajian Aa Gym.  Baik di Daarut Tauhid maupun di setiap pengajiaan yang diadakan oleh Tim DT.  Saya sudah mengetahui hal ini sejak saya dulu diajak berkunjung ke Daarut Tauhid Bandung. 

Disana sepatu dan sandal terlihat berjejer rapih.  Bahkan ada petugas yang merapikan semua sepatu/sandal jamaah yang hadir di Masjid sehingga tersusun dengan rapih.

Subhanaulloh ya!  ternyata pelajaran berharga itu kita dapatkan dari membiasakan diri melakukan hal-hal yang kita anggap kecil.   

Kalau kita terapkan dan menjadi pembiasaan, maka akan menjadi sesuatu yang indah atau baik.  Islam itu kan indah.  Tidak berantakan atau acak-acakan. 
Pembiasaan yang baik akan menimbulkan akhlak yang baik pula.

***

Menurut Al-Ghazali, akhlak adalah suatu sikap/tingkah laku yang menjadi kebiasaan ( bersifat spontan  ).

Menurut bahasa, akhlah adalah laku, etika.

Menurut istilah, akhlak adalah pengetahuan tentang baik dan buruk yang 
mengatur tingkat laku manusia, bersumber pada Allah dan Rasul-Nya, bersifat tetap, ukurannya sama dan berlaku universal. 

***

Alangkah indahnya jika kita dapat menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari pada diri dan keluarga kita.  Karena kebiasaan baik akan menimbulkan pembiasaan diri yang baik dan melahirkan akhlak yang baik pula.

Tentunya kita akan senang jika kita sholat atau pengajian di masjid yang tempat sandal dan sepatunya sudah berjejer rapih, sehingga tak ada lagi yang kehilangan sandal di masjid karena menaruh sandal sembarangan dan berserakan dimana-mana. 

Atau alangkah bahagianya kita jika seluruh anggota keluarga kita bisa menerapkan cara makan dan minum yang baik sesuaia ajaran Rasul yaitu makan sambil duduk.  Tidak berdiri apalagi berjalan. 


Semoga bermanfaat!


Wallahu’alam dishowab.

Follow me @labellejoanita
Ahad, October 20, 2013
5.23 pm
edit: Senin, 21 Oktober 2013
10.40 am
@home


1 komentar:

  1. Trimakasih tulisannnya bermanfaat skali krn kbtulan jg artikel I̶̲̥̅̊п̥̥̲̣̥i̶̲̥̅̊ pas dengan materi Ÿª♌Ǧ̩̥ sy sdh lama korek korek sampai ketemu ∂i laman I̶̲̥̅̊п̥̥̲̣̥i̶̲̥̅̊ ...trims

    BalasHapus