Jumat, 04 Oktober 2013

Kisah-Kisah Kematian yang HusnuL Khotimah dan Suul Khotimah




Dalam minggu ini saya mengikuti kajian yang isinya tentang kisah-kisah kematian yang khusnul khotimah dan suul khotimah.  Sepertinya pengajian atau kajian yang saya ikuti ini terkesan bersambung.  

Padahal tidak juga.  Karena kajian yang pertama saya dapatkan di Masjid #Baitul Ihsan BI dalam Kajian Muslimah DT Jakarta dengan pemateri Ustazah Halimah Alaydrus.  Dan kedua adalah dalam Majelis Reboan di Masjid #Alatief Pasaraya Blok M dengan penceramah Ustadz Salim A Fillah.  

Temanya juga beda. Akan tetapi pada kajian keduanya ada penyampaian kisah tentang kematian yang suul khotimah dan husnul khotimah.  

Intinya dari kajian yang saya dapat dalam beda satu hari saja ada kisah tentang kematian yang suul dan husnul khotimah.  Dan yang paling membuat saya bermawas diri adalah beberapa kisah orang baik yang ahli ibadah bahkan disebut abid tapi diakhir hayatnya ia wafat dalam keadaan suul khotimah.   Sebaliknya,  tak sedikit kisah yang sepanjang hidupnya banyak berbuat jahat atau ahli maksiat tapi berakhir dengan kematian yang khusnul khotimah.

Itulah yang akan saya share pada sahabat semua.  Meskipun kekurangannya disini saya tidak mencatat nama orang-orang dalam kisah tersebut.  Karena memang tidak diceritakan juga oleh para penceramah.  Atau saya yang kurang jelas mendengarnya.  Wallahu’alam.

Kisah yang pertama yang saya catat adalah kisah seorang murid yang paling pintar dari seorang guru yang paling pintar.  Murid ini sudah menjadi tangan kanan sang guru.  Dia sudah dipercaya untuk menggantikan gurunya mengajar atau berceramah saat gurunya berhalangan hadir.   Namun saat ajalnya datang ada hal yang aneh terjadi.  Murid ini sempat sakit beberapa lama. 

Menjelang ajalnya, murid ini masih dalam keadaan sakit.  Maka sang guru datang untuk mentaklikan kalimat Laa Ilaaha illaulloh.  Kejadian yang aneh adalah setiap gurunya berkata Laa Ilaaha illaulloh, maka muridnya itu memalingkan mukanya.  Terus dan terus berkali-kali.   

Sampai si guru heran dan bingung.  Akhirnya gurunya memegang wajah muridnya agar mau mengikuti ucapannya.  Tapi si murid malah berkata yang membuat gurunya kaget.   “Aku sudah tidak percaya dengan kalimat Laa Ilaaha illaulloh itu”.  Kata muridnya.  Lalu wafatlah ia dalam keadaan suul khotimah. 

Gurunya sangat sedih.  Setelah menyolatkan dan menguburkan muridnya, ia terus berpikir apa yang terjadi dengan muridnya.  Selama beberapa hari sejak kematian muridnya itu,  ia tak pernah keluar kamarnya kecuali untuk sholat berjamaah saja.  Kemudian masuk kamar lagi.  Ia meminta petunjuk kepada Allah dan bertanya apa yang menyebabkan muridnya itu wafat dalam keadaan seperti itu. 

Setelah beberapa lama akhirnya ia mendapat petunjuk lewat mimpi.  Dalam mimpinya ia melihat muridnya berada di neraka sedang diikat rantai yang membelenggunya.  

Kemudian sang guru bertanya.  Kenapa kamu seperti ini? 

Lalu muridnya menjawab.  Ya guru,  sewaktu hidup aku ini selalu merasa bangga pada diriku sendiri. Karena aku ini pintar.  Aku merasa akulah murid yang paling pintar dan paling ahli ibadah.   

Kedua,  aku ini hasud.  Aku sebenarnya tidak pernah menceritakan kebaikan-kebaikan teman-temanku yang lain kepadamu guru.  Sehingga dimata engkau hanya akulah yang paling baik.  Karena aku hasud.   

Dan yang ketiga, sewaktu aku sakit, aku pernah berobat kepada tabib dan aku disuruh minum khamr.  Padahal aku hanya 1x saja minum khamr selama 1 tahun.  Itulah tiga hal yang menyebabkan lidahku kelu saat sakarutl maut sehingga aku tak bisa mengucapkan lazaf Laa Ilaaha illaulloh.  



Kisah yang kedua tentang kematian suul khotimah juga diceritakan oleh ustad Salim A Fillah.  Awalnya materi ini menyampaikan betapa syaithon akan terus-menerus menggoda manusia sampai akhir ajalnya.  


Dikisahkan seorang abid atau ahli ibadah yang dititipkan adik perempuannya untuk dijaga.  Karena sang kakak akan pergi jauh.   

Awalnya abid ini tidak tergoda oleh godaan syetan.  Namun perlahan demi perlahan syaitan terus menggoda abid ini agar mau mengikuti perintah syetan.   

Sampai akhirnya sang abid ini terkena tipu daya syetan.  Dan perempuan yang seharusnya dijaganya malah sampai mengandung.   

Syetan tidak berhenti sampai disitu.  Ia terus menggoda si abid.  Hasutannya adalah agar si abid membunuh si perempuan itu.   

Karena nanti kalau penduduk kampung tahu si perempuan itu hamil, maka si abid akan di bunuh warga.  Dan macam-macamlah omongannya.  Maka biar aman bunuh saja gadis itu.  Lalu bilang saja kalau gadis itu sakit.   

Dan syetan menyuruh si abid untuk menguburkannya malam hari karena tidak ada yang tahu.  


Akhirnya si abid mengikuti perintah syetan itu.   

Setelah kakaknya datang si abid menceritakan kalau adiknya sakit.  Sang kakak yang percaya dan melihat si abid bersedih malah menghiburnya.   

Namun, beberapa hari kemudian si kakak selalu bermimipi tentang kematian adiknya.   

Ternyata si syetan lah yang memberitahu kakaknya dalam mimpinya.  Disana syetan menceritakan semua kejadian yang sebenarnya. 

Sampai akhirnya sang kakak membongkar  makam adiknya dan terbuktilah disana ada janin yang juga terkubur dalam makam adiknya.
Marah besarlah si kakak dan warga.  Akhirnya si abid dihukum yaitu dibakar hidup-hidup.  

 Saat diakhir masa sulitnya itu, si syetan datang lagi pada si abid. 
 Hei lihatlah dirimu kasihan sekali.  Saat ini tak ada yang bisa menolongmu kecuali aku. 

 Maka si abid yang sedang bingung itupun mau mengikuti perintah syetan.  Apa yang harus aku lakukan? Tanya si abid. 

 Kamu harus berkata bahwa kamu durhaka kepada Allah SWT dan mau mengikuti perintahku.  Akhirnya si abid mengikuti perintah syetan.   

Namun, setelah ia mengikuti perintah syetan eehh  syetan malah berkata.   

"Hei abid! Berani sekali kau berkata seperti itu.  Aku saja tidak berani durhaka kepada Allah.  Kamu akan menemani aku di neraka dan akan menjadi pijakan aku di neraka nanti, bid!” ujar syetan.  Wallahu’alam bishowab. 


Namun tak sedikit kisah orang alim yang akhirnya memang wafat dalam keadaan khusnul khotimah.  Ini adalah kisah dari ustazah halimah.   

Ceritanya  gurunya guru ustazah yang sedang mengajar. 

 Saat itu sedang membacakan hadist  yang berbunyi barang siapa yang berkata Laa Ilaaha illaulloh maka ia akan masuk Surga.  Saat itu gurunya baru sampai pada kata Laa Ilaaha illaulloh dan tiba-tiba terhenti.   

Murid-murid menunggu kalimat berikutnya.  Namun tak ada juga suara.  Ternyata sang guru telah tiada setelah ia melafazkan Laa Ilaaha illaulloh.  


Kisah ini membuktikan sebagaimana kamu hidup sebagaimana itulah kamu akan mati.  


Lain lagi dengan kisah orang yang awalnya ahli maksiat namun akhirnya khusnul khotimah.  Kisah yang sering kita dengar adalah kisah seorang yang sudah membunuh 99 orang.  Lalu dia bertemu habib dan bertanya apakah ia bisa bertobat ternyata kata sang habib tidak bisa, maka dibunuhlah habib itu.  Dan pas lah 100 orang yang telah dibunuhnya.


Ketika ia ingin bertobat dan bertanya pada habib maka ia dianjurkan untuk pergi jauh meninggalkan tempat tinggalnya.  Akhirnya ia pergi dari kampungnya.  Namun belumsampai ia ke kampung yang dituju,malaikat maut datang. 

 Saat itu ia diperebutkan oleh malaikat rahmat dan malaikat azab.  Akhirnya Allah mengutus Jibril untuk mengukur jarak jasad orang itu.  Jika lebih dekat ke kampung awal ia berdosa, maka ia menjadi jatah malaikat azab.   

Namun, jika ia lebih dekat dengan kampung yang ia ingin tuju, maka malaikat rahmat berhak atasnya.  Singkat cerita malaikat rahmat lah yang berhak atas orang itu.  


Kisah selanjutnya dari ustadz Salim a Fillah yang bercerita dua anak yang berbeda.  Si kakak ini ahli ibadah.   Dari kecil selalu ibadah.  Si adik kebalikannya.  Adiknya ahli maksiat.  Setiap hari selalu berbuat maksiat.  


Suatu saat di dalam kamarnya si kakak berpikir dan ingin merasakan sedikit saja maksiat.  Ia merasa kok hidupnya lurus-lurus saja selama ini.  Ia ingin juga merasakan sedikit saja apa yang dilakukan adiknya.  Toh nanti juga bisa bertobat, pikirnya.   


Pada saat yang sama, di dalam kamarnya, si adik justru sedang terpekur dan mulai menyesali kehidupannya selama ini.  Ia sudah terlalu jauh dari Allah.  Sudah banyak maksiat demi maksiat yang ia lakukan.  Ia ingin bertaubat dan ingin belajar agama pada kakaknya.  


Singkat cerita keduanya keluar dari kamar masing-masing dengan niat yang sama-sama kuat. Sang kakak yang ahli ibadah keluar dari kamarnya karena ingin mencoba berbuat maksiat, sedangkan sang adik keluar dari kamar ingin menemui kakaknya untuk bertaubat.  


Karena sama-sama tenaga yang kuat keluar berbarengan, kedua kakak adik ini bertabrakan dan keduanya terjatuh sampai meninggal.


Saat itulah malaikat azab datang membawa sang kakak yang ahli ibadah namun sungguh sayang diakhir hayatnya ia wafat dalam suul khotimah karena sedang berniat berbuat maksiat, dan malaikat rahmat membawa sang adik yang ahli maksiat namun karena diakhir hayatnya ia berniat ingin bertaubat, maka kematiannya berakhir dalam husnul khotmah.  Wallahu’alam bishowab.


Ustadz Salim A Fillah menambahkan, ternyata kisah kematian kedua kakak beradik ini bila dilihat kebelakang, ada campur tangan sang ibu.   

Maksudnya, ternyata selama ini sang ibu tidak adil dalam berdoa.  Beliau hanya mendoakan sang adik saja yang saat itu memang ahli maksiat agar bisa menjadi anak yang baik seperti kakaknya. 

Beliau tidak pernah mendoakan sang kakak karena pikirnya sang kakak sudah ahli ibadah.  Namun, siapa yang bisa menyangka akhir hidup seseorang.  


Hal ini bisa menjadi pelajaran penting bagi kita sebagai orangtua untuk selalu adil dalam mendoakan anak-anaknya. 

Ustad bilang, ibu-ibu jangan merasa nyaman dan tenang kalau sekarang anaknya menjadi Ketua Rohis di sekolah.  Tetap terus doakan putra-putrinya.  Dan ibu-ibu dan bapak-bapak juga jangan berputus asa kalau sekarang anaknya bandel dan nakal tetap terus doakan putra-putrinya.


Kisah kebandelan dan kenalakan Syeh Sudeish sewaktu kecil yang akhirnya didoakan oleh ibunya agar pergi ke Masjidil Haram membuktikan doa atau ucapan seorang ibu itu akan diijabah.   

Terbukti sekarang Syeh Sudeish menjadi Imam di Masjidil Haram.
 ( cerita tentang Syeh Sudeish ini sudah saya dengar dua kali dari ustad yang berbeda, entah benar atau tidak wallahu’alam )


Semoga bermanfaat!


Follow me @labellejoanita
Jumuah, October 4, 2013 
2.19





2 komentar:

  1. Kisah terakhir yang membunuh 99 orang kemudian genap 100 orang kemudian mati Khusnul Khotimah, apa ini bukan cerita sebelum datangnya Nabi Muhammad SAW....? Saya rasa cerita aatau kejadian sebelum datangnya Nabi Terakhir Muhammad SAW, tidak bisa dijadikan acuan, karena hukum dan syariatnya sudah beda. Dan kita umat Muhammad harus mengikuti hukum dan syariat Allah SWT seperti yang dicontohkan beliau. Takutnya nanti kalau jadi acuan sekarang ini, seseorang gampang saja membunuh karena dia pikir "kan membunuh baru 1 orang, membunuh yang 100 orang saja masih diampuni Allah dan masuk surga...?"

    BalasHapus
  2. Dan ingat ! dalam islam juga ada kisah fiksi islami yang seakan-akan benar dan malah lebih populer, ini kita harus hati-hati menyikapinya !, Wallahualam bissawab..

    BalasHapus