Dalam minggu ini saya mengikuti kajian yang
isinya tentang kisah-kisah kematian yang khusnul khotimah dan suul khotimah. Sepertinya pengajian atau kajian yang saya
ikuti ini terkesan bersambung.
Padahal
tidak juga. Karena kajian yang pertama
saya dapatkan di Masjid #Baitul Ihsan BI dalam Kajian Muslimah DT Jakarta
dengan pemateri Ustazah Halimah Alaydrus.
Dan kedua adalah dalam Majelis Reboan di Masjid #Alatief Pasaraya Blok M
dengan penceramah Ustadz Salim A Fillah.
Temanya juga beda. Akan tetapi pada kajian keduanya
ada penyampaian kisah tentang kematian yang suul khotimah dan husnul
khotimah.
Intinya dari kajian yang saya dapat dalam beda
satu hari saja ada kisah tentang kematian yang suul dan husnul khotimah. Dan yang paling membuat saya bermawas diri
adalah beberapa kisah orang baik yang ahli ibadah bahkan disebut abid tapi
diakhir hayatnya ia wafat dalam keadaan suul khotimah. Sebaliknya, tak sedikit kisah yang sepanjang hidupnya
banyak berbuat jahat atau ahli maksiat tapi berakhir dengan kematian yang
khusnul khotimah.
Itulah yang akan saya share pada sahabat semua.
Meskipun kekurangannya disini saya tidak mencatat nama orang-orang dalam
kisah tersebut. Karena memang tidak
diceritakan juga oleh para penceramah.
Atau saya yang kurang jelas mendengarnya. Wallahu’alam.
Kisah yang pertama yang saya catat adalah
kisah seorang murid yang paling pintar dari seorang guru yang paling
pintar. Murid ini sudah menjadi tangan kanan
sang guru. Dia sudah dipercaya untuk
menggantikan gurunya mengajar atau berceramah saat gurunya berhalangan
hadir. Namun saat ajalnya datang ada
hal yang aneh terjadi. Murid ini sempat
sakit beberapa lama.
Menjelang ajalnya, murid ini masih dalam
keadaan sakit. Maka sang guru datang
untuk mentaklikan kalimat Laa Ilaaha illaulloh.
Kejadian yang aneh adalah setiap gurunya berkata Laa Ilaaha illaulloh, maka
muridnya itu memalingkan mukanya. Terus
dan terus berkali-kali.
Sampai si guru
heran dan bingung. Akhirnya gurunya
memegang wajah muridnya agar mau mengikuti ucapannya. Tapi si murid malah berkata yang membuat
gurunya kaget. “Aku sudah tidak percaya
dengan kalimat Laa Ilaaha illaulloh itu”.
Kata muridnya. Lalu wafatlah ia
dalam keadaan suul khotimah.
Gurunya sangat sedih. Setelah menyolatkan dan menguburkan muridnya,
ia terus berpikir apa yang terjadi dengan muridnya. Selama beberapa hari sejak kematian muridnya
itu, ia tak pernah keluar kamarnya
kecuali untuk sholat berjamaah saja. Kemudian masuk kamar lagi. Ia meminta petunjuk kepada Allah dan bertanya
apa yang menyebabkan muridnya itu wafat dalam keadaan seperti itu.
Setelah beberapa lama akhirnya ia mendapat
petunjuk lewat mimpi. Dalam mimpinya ia
melihat muridnya berada di neraka sedang diikat rantai yang
membelenggunya.
Kemudian sang guru
bertanya. Kenapa kamu seperti ini?
Lalu
muridnya menjawab. Ya guru, sewaktu hidup aku ini selalu merasa bangga pada diriku sendiri.
Karena aku ini pintar. Aku merasa akulah
murid yang paling pintar dan paling ahli ibadah.
Kedua,
aku ini hasud. Aku sebenarnya tidak pernah menceritakan
kebaikan-kebaikan teman-temanku yang lain kepadamu guru. Sehingga dimata engkau hanya akulah yang
paling baik. Karena aku hasud.
Dan yang ketiga, sewaktu aku sakit, aku
pernah berobat kepada tabib dan aku disuruh minum khamr. Padahal aku hanya 1x saja minum khamr selama 1 tahun.
Itulah tiga hal yang menyebabkan lidahku kelu saat sakarutl maut
sehingga aku tak bisa mengucapkan lazaf Laa Ilaaha illaulloh.
Kisah yang kedua tentang kematian suul
khotimah juga diceritakan oleh ustad Salim A Fillah. Awalnya materi ini menyampaikan betapa
syaithon akan terus-menerus menggoda manusia sampai akhir ajalnya.
Dikisahkan seorang abid atau ahli ibadah yang dititipkan
adik perempuannya untuk dijaga. Karena sang
kakak akan pergi jauh.
Awalnya abid ini
tidak tergoda oleh godaan syetan. Namun
perlahan demi perlahan syaitan terus menggoda abid ini agar mau mengikuti
perintah syetan.
Sampai akhirnya sang
abid ini terkena tipu daya syetan. Dan
perempuan yang seharusnya dijaganya malah sampai mengandung.
Syetan tidak berhenti sampai disitu. Ia terus menggoda si abid. Hasutannya adalah agar si abid membunuh si
perempuan itu.
Karena nanti kalau
penduduk kampung tahu si perempuan itu hamil, maka si abid akan di bunuh
warga. Dan macam-macamlah
omongannya. Maka biar aman bunuh saja
gadis itu. Lalu bilang saja kalau gadis
itu sakit.
Dan syetan menyuruh si abid
untuk menguburkannya malam hari karena tidak ada yang tahu.
Akhirnya si abid mengikuti perintah syetan
itu.
Setelah kakaknya datang si abid
menceritakan kalau adiknya sakit. Sang
kakak yang percaya dan melihat si abid bersedih malah menghiburnya.
Namun, beberapa hari kemudian si kakak selalu
bermimipi tentang kematian adiknya.
Ternyata si syetan lah yang memberitahu kakaknya dalam mimpinya. Disana syetan menceritakan semua kejadian
yang sebenarnya.
Sampai akhirnya sang
kakak membongkar makam adiknya dan terbuktilah
disana ada janin yang juga terkubur dalam makam adiknya.
Marah besarlah si kakak dan warga. Akhirnya si abid dihukum yaitu dibakar
hidup-hidup.
Saat diakhir masa sulitnya
itu, si syetan datang lagi pada si abid.
Hei lihatlah dirimu kasihan sekali.
Saat ini tak ada yang bisa menolongmu kecuali aku.
Maka si abid yang sedang bingung itupun mau mengikuti
perintah syetan. Apa yang harus aku
lakukan? Tanya si abid.
Kamu harus
berkata bahwa kamu durhaka kepada Allah SWT dan mau mengikuti perintahku. Akhirnya si abid mengikuti perintah syetan.
Namun, setelah ia mengikuti perintah syetan
eehh syetan malah berkata.
"Hei abid! Berani sekali kau berkata seperti
itu. Aku saja tidak berani durhaka
kepada Allah. Kamu akan menemani aku di
neraka dan akan menjadi pijakan aku di neraka nanti, bid!” ujar syetan. Wallahu’alam bishowab.
Namun tak sedikit kisah orang alim yang
akhirnya memang wafat dalam keadaan khusnul khotimah. Ini adalah kisah dari ustazah halimah.
Ceritanya
gurunya guru ustazah yang sedang mengajar.
Saat itu sedang membacakan hadist yang berbunyi barang siapa yang berkata Laa
Ilaaha illaulloh maka ia akan masuk Surga.
Saat itu gurunya baru sampai pada kata Laa Ilaaha illaulloh dan
tiba-tiba terhenti.
Murid-murid menunggu
kalimat berikutnya. Namun tak ada juga
suara. Ternyata sang guru telah tiada
setelah ia melafazkan Laa Ilaaha illaulloh.
Kisah ini membuktikan sebagaimana kamu hidup
sebagaimana itulah kamu akan mati.
Lain lagi dengan kisah orang yang awalnya ahli
maksiat namun akhirnya khusnul khotimah.
Kisah yang sering kita dengar adalah kisah seorang yang sudah membunuh
99 orang. Lalu dia bertemu habib dan
bertanya apakah ia bisa bertobat ternyata kata sang habib tidak bisa, maka
dibunuhlah habib itu. Dan pas lah 100
orang yang telah dibunuhnya.
Ketika ia ingin bertobat dan bertanya pada
habib maka ia dianjurkan untuk pergi jauh meninggalkan tempat tinggalnya. Akhirnya ia pergi dari kampungnya. Namun belumsampai ia ke kampung yang dituju,malaikat
maut datang.
Saat itu ia diperebutkan
oleh malaikat rahmat dan malaikat azab.
Akhirnya Allah mengutus Jibril untuk mengukur jarak jasad orang
itu. Jika lebih dekat ke kampung awal ia
berdosa, maka ia menjadi jatah malaikat azab.
Namun, jika ia lebih dekat dengan kampung yang ia ingin tuju, maka
malaikat rahmat berhak atasnya. Singkat
cerita malaikat rahmat lah yang berhak atas orang itu.
Kisah selanjutnya dari ustadz Salim a Fillah
yang bercerita dua anak yang berbeda. Si
kakak ini ahli ibadah. Dari kecil
selalu ibadah. Si adik kebalikannya. Adiknya ahli maksiat. Setiap hari selalu berbuat maksiat.
Suatu saat di dalam kamarnya si kakak berpikir
dan ingin merasakan sedikit saja maksiat.
Ia merasa kok hidupnya lurus-lurus saja selama ini. Ia ingin juga merasakan sedikit saja apa yang
dilakukan adiknya. Toh nanti juga bisa bertobat,
pikirnya.
Pada saat yang sama, di dalam kamarnya, si
adik justru sedang terpekur dan mulai menyesali kehidupannya selama ini. Ia sudah terlalu jauh dari Allah. Sudah banyak maksiat demi maksiat yang ia
lakukan. Ia ingin bertaubat dan ingin
belajar agama pada kakaknya.
Singkat cerita keduanya keluar dari kamar
masing-masing dengan niat yang sama-sama kuat. Sang kakak yang ahli ibadah keluar
dari kamarnya karena ingin mencoba berbuat maksiat, sedangkan sang adik keluar
dari kamar ingin menemui kakaknya untuk bertaubat.
Karena sama-sama tenaga yang kuat keluar
berbarengan, kedua kakak adik ini bertabrakan dan keduanya terjatuh sampai
meninggal.
Saat itulah malaikat azab datang membawa sang
kakak yang ahli ibadah namun sungguh sayang diakhir hayatnya ia wafat dalam
suul khotimah karena sedang berniat berbuat maksiat, dan malaikat rahmat
membawa sang adik yang ahli maksiat namun karena diakhir hayatnya ia berniat
ingin bertaubat, maka kematiannya berakhir dalam husnul khotmah. Wallahu’alam bishowab.
Ustadz Salim A Fillah menambahkan, ternyata
kisah kematian kedua kakak beradik ini bila dilihat kebelakang, ada campur
tangan sang ibu.
Maksudnya, ternyata
selama ini sang ibu tidak adil dalam berdoa.
Beliau hanya mendoakan sang adik saja yang saat itu memang ahli maksiat
agar bisa menjadi anak yang baik seperti kakaknya.
Beliau tidak pernah mendoakan sang kakak
karena pikirnya sang kakak sudah ahli ibadah.
Namun, siapa yang bisa menyangka akhir hidup seseorang.
Hal ini bisa menjadi pelajaran penting bagi
kita sebagai orangtua untuk selalu adil dalam mendoakan anak-anaknya.
Ustad bilang, ibu-ibu jangan merasa nyaman
dan tenang kalau sekarang anaknya menjadi Ketua Rohis di sekolah. Tetap terus doakan putra-putrinya. Dan ibu-ibu dan bapak-bapak juga jangan
berputus asa kalau sekarang anaknya bandel dan nakal tetap terus doakan
putra-putrinya.
Kisah kebandelan dan kenalakan Syeh Sudeish
sewaktu kecil yang akhirnya didoakan oleh ibunya agar pergi ke Masjidil Haram
membuktikan doa atau ucapan seorang ibu itu akan diijabah.
Terbukti sekarang Syeh Sudeish menjadi Imam
di Masjidil Haram.
(
cerita tentang Syeh Sudeish ini sudah saya dengar dua kali dari ustad yang
berbeda, entah benar atau tidak wallahu’alam )
Semoga bermanfaat!
Follow me @labellejoanita
Jumuah, October 4, 2013
2.19
Kisah terakhir yang membunuh 99 orang kemudian genap 100 orang kemudian mati Khusnul Khotimah, apa ini bukan cerita sebelum datangnya Nabi Muhammad SAW....? Saya rasa cerita aatau kejadian sebelum datangnya Nabi Terakhir Muhammad SAW, tidak bisa dijadikan acuan, karena hukum dan syariatnya sudah beda. Dan kita umat Muhammad harus mengikuti hukum dan syariat Allah SWT seperti yang dicontohkan beliau. Takutnya nanti kalau jadi acuan sekarang ini, seseorang gampang saja membunuh karena dia pikir "kan membunuh baru 1 orang, membunuh yang 100 orang saja masih diampuni Allah dan masuk surga...?"
BalasHapusDan ingat ! dalam islam juga ada kisah fiksi islami yang seakan-akan benar dan malah lebih populer, ini kita harus hati-hati menyikapinya !, Wallahualam bissawab..
BalasHapus